Penulis adalah bagian dari alumni SMPN 1 dan SMAN 1 Bengkulu Selatan. Misi pertama gagal yakni bertemu dengan alumni SMPN 1 dan SMAN 1 Manna Bengkulu Selatan di Manna. Penyebabnya antara lain penulis masih berada di Pagar Alam pada 29 Januari 2023 malam dalam keadaan capek setelah berangkat dari Palembang pada paginya pukul 11.00 WIB. Penulis baru tiba di Manna pada pukul 09.00 WIB keesokkan harinya. Langsung menuju kecamatan Air Nipis.
Bertemu paman
Penulis setibanya di Darat Sawah bertemu dengan abang Rofei lalu lanjut ke Palak Bengkerung Air Nipis bertemu paman Djalim. Beliau dalam keadaan sehat hanya tidak bisa jalan disebabkan syaraf kaki dan pinggang mengeras. Alhamdulillah bertemubjuga dengan sepupu yakni Lilianindan anak-anaknya lalu Mei dan anak-anaknya. Tapi tidak bertemu dengan anak paman yang lain.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Lubuk Langkap. Di perjalanan penulis menunjukkan keadaan jalan sebelum penulis dan keluarga pindah ke Palembang melalui program bedol rumah. Ayah ibu, kakek dan adik-adik dibawa pindah ke Palembang. Di Lubuk Langkap kala itu tak ada jalan tak ada listrik.
Bertemu dengan masyarakat
Adalah Dawar Sukarjo guru SD Negeri di sebuah desa yakni Pagar Gading selalu memonitor penulis dan rombongan sedang berada di mana dalam.perjalanan dari Pagar Alam. Informasi kepulangan penulis beliau dari abangnya Andang di Jombang Jatim.
Setelah selesai misi di Lubuk Langkap kami pulang ke Manna tetapi ada Isman Masak yang ingin mengajak kami mampir di rukonya di Suka Negeri.
Langsung ke Bengkulu
Penulis mau mengontak teman sekolah Ahmad Saputro yang mantan Sekda Bengkulu Selatan. Tapi HP lagi lowbat. Dicas dulu. Setelah jalan penulis sempat mengantuk dan tanpa berpesan kepada sopir. Setelah siuman penulis menyadari bahwa kami sudah melewati Manna menuju Bengkulu via Lapangan Merdeka. Setelah sadar maka penulis langsung meminta maaf kepada abang Lo. Lanjut ke Bangkulu.
Tepar
Di Bengkulu setelah solat magrib jamak di Masjid Umar bin Khatab kami langsung menuju rumah adik di perumahan terdekat. Makan bersama ibu, adik, keponakan, cucu, anak penulis dan sopir. Setelah itu berkemas langsung tidur. Malam itu benar-benar tepar.
Reuni Kecil-kecilan
Pagi sekali penulis telpon dan kirim WA dengan Refni dan Septi. Juga Alex dan Junai serta Ismarleni. Agak lama mereka merespons. Yang dulu merespons adalah Refni. Lalu dia memberi sharloc. Belum lama kami sudah sampai. Ref heran. Rupanya alamat rumah adik dan rumahnya sangat berdekatan.
Refni yang auditor paskas yang sering keliling Indonesia itu mengajak penulis, ibu, dan anak ke tempat sarapan pagi. Setelah keliling kami dapat tempat sarapan pagi yakni lotek..Enak juga. Ref selanjutnya mengajak penulis ke tempat Septi lalu ke tempat Ismarleni.
Sesudah dari tempat Septi kami dapat reply dari Junaidi lalu kami bertemu dengan Len dan suaminya. Setelah bebincang-bincang cukup lama penulis minta tolong dengan Ref dan Neidi untuk menemani beli Excause Fan atau blower, untuk kamar ibu penulis. Ref membawa ke tempat yang mahal. Penulis minta dibawa ke S Parman untuk memberi excause fan yang buatan DN dan lebih murah.
Senang dengan cerita
Ref dan Neidi banyak cerita tentang masa-masa indah di SMA Manna. Ref dan penulis selalu terlibat dalam mendorong perahu nelayan ke pinggir pantai. Lalu diberi ikan sebagai upah. Ref banyak cerita menyenangkan tentang ibu dan ayah beliau. Neidi juga cerita tentang teman-teman beliau sesama pensiun di Akabri udara. Alex cerita tentang kondisi beliau yang semakin sehat. Septi cerita tentang anak dan cucu beliau. Penulis dan Refni cerita tentang kondisi masa SMP dan SMA tidak punya "meteh" tapi kagum dengan teman wanita yang cantik dan rapi. Waktu SMP Tati Wamal dan Septi Muchtar masuk dalam daftar teman yang kami kagumi karena necis dan anak cantik. Kami juga ingat teman lekaki kami yang rapi dan punya celana cutberai. Sebut saja Hamdani, Minjoyo dll.
All in all kami senang walau harus berpisah. Sebenarnya hati kecil masih ingin melanjutkan perjalanan mencari teman SMP dan SMA apadaya kami sudah beli tiket kereta api untuk malam tanggal 30 Januari 2023. Kami minta ijin agar sopir pulang sendirian via Sekayu. Alhamdulilah kami sudah tiba di Palembang dalam keadaan sehat. Bengkulu sekarang ada jalan tol hingga ke Tabah Penanjung Kepahyang. 50 km jalan bisa dihemat dengan adanya jalan tol ini. Alhamdulillah. Semoga jalan tol Palembang Bengkulu segera selesai biar bisa reunian lagi. Terima kasih teman-teman yang baik hati.
Jayalah kita semua..