Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Lelaki dan Purnama...Semalam

25 Mei 2011   00:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:16 80 0
Terjadi perbincangan di bawah purnama, semalam

Antara setan cantik dan lelaki yang merasa dirinya lelaki sejati

"Aku akan menggodamu dari sisi gelapmu, ketika kau bukan engkau...", kata si Cantik sambil mengulas senyum teramat manis.

Pada seorang lelaki yang ngungun dalam keheningan malam, melepaskan angan ke langit hitam.

"Kau takkan bisa....aku tak memiliki sisi gelap itu, aku menjaganya...untuk terang..," jawab si lelaki dengan pasti, walau ada sedikit desir aneh berdetak.

Setan Cantik tersenyum kembali, bibir mengelopak mawar itu membasah, gairah.

" Lihatlah...tataplah..gemulaiku dan wangi aromaku...lelaki,"

Siluet indah menghampar, menari , menaburkan wangi di senyap malam. Menembus pori kelelakian yang segera saja tergetar.

Lelaki menatap tajam dalam keremangan, sesuatu telah berubah.

Ada yang bergerak, pelan dan pasti.

Menghunjam menantang langit hitam.

Lekuk liku itu, menggetarkan ujungujung nadi.

Memejamkan mata justru makin menantang sisi binatang.

Bertahan dengan kekuatan maksimal, rasa terguncang.

Dirapal mantera penuhi lidah dan hati yang tak mau diam.

" Kau....ah..Kau......", desahnya, lirih.

Mulai kalah.

" Kau, pergilah.....! Siluetmu......duhai, aku terpana ", berbisik pada diri.

Si Cantik, mengerling indah, menyapu sisa asa, bersih.

Lelaki mendekap menggelung, menyembunyikan kelelakian.

Terkalahkan

Purnama semalam, perbincangan menuju puncak segala kenikmatan

Lelaki terdampar

Lelaki menggelepar

Lelaki melolong, menantang rembulan.

Purnama, semalam

Jiwa pun terkapar

( Kecebong berlarian, berlomba penuhi selokan )

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun