awan bergumpalgumpal memutih kapas , bagai sekumpulan angsaangsa beterbangan
angin bersiur menggoda daundaun kelapa tuk bersinggungan seakan bergandeng tangan
semula alangkah indah memikat rasa dan ku enggan tundukkan kepala melepaskannya
maka, terbanglah layanglayang rasaku sepanjang benang kuluncurkan
menembus megamega melanglang biru langit seluas pandangan
gemulai, mengibas ekor bersaing angsaangsa awan
namun luruh segumpal bulu sayap , melayang dan jatuh di hampar rerumputan
layanglayang rasa terputus di ujung cakrawala pandangan
terhempas menghunjam tajam di pelataran dan di sudutnya sejumput awan terselip telanjang
kuraih layanglayangku....kugulung benang...desir angin siang memahami itu
hingga nanti, ketika datang kembali angsa awan mengundang sanggamai siang