Mohon tunggu...
KOMENTAR
Vox Pop Pilihan

Lupakah Kita Bahwa Kita Bangsa Bahari...

13 Februari 2015   15:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:16 76 0
Negara kita memang negara maritim.....dan mari kembali melaut....

Bahwa peran TNI AL secara dunia adalah peran polisionil, peran military, dan peran diplomasi. Hal ini merupakan tradisi internasional yang berlaku bagi seluruh Armada angkatan laut dunia yang terlampir dalam amanat UNCLOS  ( United National Convention Law of The Sea ) 1982 , UU No 17 th 1985 dan UU No 34 th 2004. Negara kita adalah negara hukum jadi sepatutnya semua kegiatan operasi aparat profesional harus sesuai perundangan yang berlaku, baik secara internasional dan nasional, karena profesional atau tidaknya aparat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya adalah seberapa tepat tindakan operasional sesuai dengan standar operation prosedur dan dapat dipertanggungjawabkan jawabkan secara hukum atau konstitusional .

Fakta bahwa kita terlahir menjadi bangsa maritim sudah tertuang jelas dalam tinta emas sejarah yang menorehkan kejayaan kerajaan maritim lah yang mampu membangun masa keemasan di negeri Kepulauan terbesar di dunia ini. Takdir yang lain yang seharusnya kita patut untuk kita syukuri sebagai negara bahari adalah luasnya garis pantai beserta luas lautan yang sebesar dan seluas hampir seluruh wilayah daratan Negara adidaya USA dan sebagian besar wilayah Eropa Timur. Dengan mensyukuri takdir dan anugerah dari Tuhan YME , maka kita akan ditambah nikmat oleh Nya , demikian sebaliknya apabila kita mengabaikan atas nikmat Tuhan YME maka tunggulah teguran- teguran kasih sayang dari Nya. Dengan menyadari secara fisik negara kita adalah negara Kepulauan terbesar di dunia (Archepelagic  State ) terbesar di dunia dan sebagai jantung perdagangan dunia  Sea Line of Trade (SLOT) dan jalur penghubung dunia Sea Line of Communication (SLOC) tentu akan memberikan banyak karunia atau cobaan yang akan kita rasakan. Berlimpahnya kekayaan  laut dan hasil perikanan,tambang, hasil minyak bumi , serta hasil2 temuan harta karun kapal- kapal perang atau kapal bersejarah yang mempunyai nilai tinggi , pasti akan menggoda  negara tetangga atau pihak- pihak yang ingin sengaja mengeruk kenikmatan sesaat atas hasil laut Nusantara.

Wilayah perairan kita sangatlah luas sampai dengan 200 Nm dari garis pangkal pantai pulau terluar dan sebagai aparat penegak hukum di laut tentu sangatlah wajar jika kita para Prajurit Samudra yang berusaha menjalankan amanat UNCLOS 82 dan UU yang berlaku yaitu menjaga kedaulatan negara di Laut, menegakkan hukum di laut, serta memberdayakan wilayah maritim untuk mendukung pertahanan negara. Dan yang lebih penting adalah  berusaha mensyukuri nikmat karunia Tuhan YME atas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia , dengan menjaga hasil - hasil laut Nusantara untuk diberikan ke yang berhak yaitu seluruh rakyat Indonesia. Sudah merupakan kepastian hal ini bukanlah tugas yang mudah, karena  menjaga lautan dengan total luas 5.8 juta kilometer persegi,  tentu tidak seperti menjaga kampung Margonda atau menjaga kampung Condet, karena kejahatan di laut mempunyai ciri khas spesifik yang tidak akan kita temui di daratan, wahana wilayah terjadinya perkara nya pun juga sangat berbeda. Kondisi perairan dengan jarak 40 Nm dari garis pantai atau 200 Nm dari garis pantai (Zona Ekonomi Eklusif) pasti tidak akan seramah pantai Kuta atau perairan Tanjung Priok Jakarta, sangatlah relevan untuk melaksanakan tugas operasi dibutuhkan kapal perang dengan displacement besar dan tahan terhadap sea state laut hingga skala 8 guna menopang tugas operasi , apakah kapal dengan bahan viber atau dengan type PC 36 mampu beroperasi sampai dengan jarak 100 nm,  silahkan Anda mencoba melaut ke Laut sebelah selatan pulau Jawa atau Samudra  Hindia baru anda bisa merasakan sendiri sensasinya jika berlayar dengan kondisi laut sea sate 5.

Tugas sebagai Prajurit Samudra merupakan suatu amanah yang tidak mudah untuk kita emban demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia , sangatlah aneh jika seekor kijang ditugaskan untuk hidup di laut, yang betul adalah biarlah sang hiu menjadi penjaga di samudra yang luas, karena habitat mereka memang di laut. Dan peran militer TNI AL sesuai dengan amanat UU No 34 th 2004 disebutkan dengan jelas selain berperan aktif dalam operasi militer juga mempunyai fungsi MOOTW (Military Operation Other Than War) atau kegiatan operasi militer selain perang, dimana salah satu poin tugas nya adalah berperan aktif dalam kegiatan kemanusiaan dan penanggulangan bencana. Belajar dari kasus kecelakaan air Asia QZ 8501  di Perairan selat karimata bukan lah TNI atau TNI AL  yang mengambil alih tugas Basarnas, akan tetapi mandat konstitusi dan perintah langsung Panglima Tertinggi dalam hal ini Presiden RI bapak Ir Joko Widodo yang secara tegas memerintahkan kepada seluruh unsur TNI dan prajurit-prajurit untuk berperan aktif dalam misi kemanusiaan SAR pesawat Air Asia QZ 8501, karena memang kecelakaan tersebut merupakan pertaruhan utama nama harum Indonesia dalam menanggulangi kecelakaan pesawat terutama di Medan operasi   lautan luas , karena belajar dari pengalaman negara tetangga kita yang gagal dalam mendeteksi serta menanggulangi hilang kontaknya pesawat MH 370 yang keberadaan nya masih belum jelas karena memang tidak pernah ditemukan keberadaannya.

Guna mendukung fungsi TNI dalam Military Operation Other Than War dalam hal ini untuk tugas penanggulangan bencana dan kemanusiaan dalam peristiwa hilang kontaknya pesawat AA QZ 8501 sangatlah relevan sekali  apabila unsur yang secara masive dikerahkan adalah unsur TNI AL beserta unsur bantuan lainnya, karena situasi lingkungan geografis terjadinya kecelakaan di perairan laut sekitar Selat Karimata. Tidaklah mungkin jika kegiatan operasi di laut tetapi unsur yang terlibat tidak pernah mengenal penyelamatan korban jika terjebak di dasar laut,  mungkin ini cara Tuhan YME membangunkan kita yang selama ini tertidur untuk terbangun karena memang wilayah kita sebagian besar adalah Kepulauan yang terpisah oleh lautan. Bukan suatu hal yang kebetulan jika kami Prajurit Samudra yang dipilih oleh Tuhan untuk berperan aktif dan menjadi ujung tombak dalam menyelesaikan tugas berat evakuasi korban, penemuan black box, flight data recorder, tail section dan fuselage pesawat, bukan lah kami yang terhebat namun kami memang dilatih untuk bertahan hidup serta berkawan dengan samudra.

Kembali lagi belajar dari ayat ' jadilah manusia yang bersyukur , maka akan kutambah Nikmat Tuhan kepadamu...' Sangatlah Arif dan bijaksana sekali jika kita harus merenung sejenak dan menyadari bahwa bangsa Indonesia memang dipilih oleh Tuhan YME untuk menjadi bangsa Maritim, yang secara geopolitik dan historis sangat melekat dalam tinta emas sejarah kejayaan Nusantara, sehingga dalam sendi- sendi sosial kemasyarakatan memang harus dibangun dan dipupuk untuk kembali ke habitat serta kodrat hakiki yaitu menjadi bangsa maritim yang besar , yang hidupnya diiringi dan berkawan dengan deru dan alunan gelombang sehingga mampu menjadikan bangsa Indonesia bukan hanya menjadi jongos- jongos di negerinya sendiri , akan tetapi menjadi cakrawati- cakrawati lautan yang hidup dengan kebanggaan dan kemakmuran dari hasil lautan serta teknologi kelautan yang maju dan modern untuk kepentingan hajat hidup bangsa Indonesia...la Marine que j'aime...nenek moyang ku seorang pelaut gemar melaut luas samudra..menerjang ombak tidaklah takut..menempuh badai sudah biasa....angin bertiup layar berkembang..ombak menderu di tepi pantai...pemuda berani bangkit sekarang...ke laut kita beramai-ramai ......justru di lautan kita berjaya ..dan memang seharusnya kita meraih kejayaan melalui lautan kita....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun