Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

Fanatisme Buta Jokowi Lovers Sebuah Celah akan Lahirnya Pemimpin Tiran

17 Januari 2014   13:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:45 709 1

Siapa yang tidak kenal Joko widodo ? Ditengah maraknya pemberitaan kasus korupsi yang dilakukan oleh politisi, pejabat pemerintah maupun aparat keamanan, Di tengah-tengah kepasrahan ekpekstasi rakyat akan adanya tokoh yang benar-benar mau bekerja untuk mereka, sosok Jokowi muncul dari kejauhan bagaikan seberkas sinar di tengah kegelapan. Seolah menjadi kontras, sehingga semakin banyak dielukan. Belum setengah tahun menjabat jadi Gubernur DKI Jakarta, ia telah masuk dalam bursa calon presiden. Bahkan ia menempati tempat teratas dalam polling capres.

Namun, akhir-akhir ini saya merasa sebagian publik sudah tidak sehat dalam menanggapi pemberitaan media terhadap jokowi. Berbagai berita tentang sosok yang unik ini membuat para Jokowisme seakan terhipnotis. Diawali dari kekaguman pada sosoknya, kemudian menjadi seorang loyalis, lalu pemberitaan media yang tak lelah menampilkan sepak terjang Jokowi yang kebanyakan pada sisi baiknya saja, akhirnya timbul sebuah fanatisme buta yang berlebihan terhadap Jokowi.

Disinilah letak permasalahannya, Fanatisme buta yang berlebihan menjadipenyebab menguatnya perilaku kelompok yang tidak jarang dapat menimbulkan perilaku agresi. Individu yang fanatik cenderung kurang memperhatikan kesadaran sehingga seringkali perilakunya kurang terkontrol dan tidak rasional. Pencitraan berlebihan mengenai sosok Joko Widodo bahkan telah membuatnya sebagai sosok yang disebut di berbagai media sosial sebagai ‘Nabi’. Sebuah ungkapan yang sungguh sangat tidak rasional dan menyesatkan. Bagaimana mungkin, seorang jokowi dengan segala kekurangannya sebagai manusia disamakan dengan Nabi? “nauzu billahi min zalik”.

Fanatisisme yang semakin meruyak dalam dunia kehidupan Indonesia saat ini membawa ancaman serius terhadap kehidupan publik demokratis. Fanatisme secara jelas menampik kemungkinan untuk perbedaan tafsir. Lebih dari itu, fanatisisme juga merupakan antipoda atas civil society karena menolak rasionalitas sebagai landasan yang bisa menjamin keberlangsungan kehidupan ruang publik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun