Seorang pengamat politik, Arbi Sanit malah bilang itu adalah strategi Prabowo untuk membuat kekacauan massa yang akhirnya akan bisa memunculkan pengambilalihan kekuasaan secara inskonstitusional. Masih ingat ada pendukung Prabowo yang mengancam akan menggerakkan people power jika nanti kalah di MK?? Meskipun bingung yang dimaksud dengan people power dalam versi mereka apa karena sebagian rakyat bahkan para pendukungnya sudah mulai muak dan malu pernah mendukung….Dan yang terakhir kemarin bahkan seorang ketua DPD partai Gerindra mengajak menangkap ketua KPU yang dituduh berpihak pada pemenang pilpres versi KPU…Hmm…seharusnya ini sudah dianggap subversif karena mengancam keabsahan lembaga negara….
Masih menurut pengamat politik senior, Arbi Sanit, menganggap pernyataan Prabowo bagian dari strategi politik. "Strategi yang ditempuh Prabowo itu bertingkat-tingkat. Menuju pemilu dia meningkatkan elektabilitas, setelah tahu gagal, dia mendelegitimasi pemilu, lalu mendelegitimasi KPU, lalu kini mulai menghebuskan angin mendelegitimasi MK. Apakah segala cara akan ditempuh demi menjadi seorang presiden?!
Bahkan menurut Arbi, sejak dinyatakan kalah oleh KPU, Prabowo sebenarnya tidak terlalu mengharapkan kemenangan di jalur hukum karena tahu itu hal yang berat. "Dengan pernyataannya yang selalu provokatif, dia ingin meyakinkan pendukungnya bahwa dia dikalahkan dengan cara dicurangi, lalu membuat pendukungnya marah sehingga akan timbul suatu gerakan masyarakat menolak keputusan MK. Wah…wah…jadi kita ingat kronologis pasca pilpres….setelah versi quick count kalah mereka bilang KPU netral dan kita harus tunggu hasil real count KPU….setelah kalah versi real count KPU lalu bilang KPU curang dan mendewakan MK sehingga harus menunggu keputusan MK…apakah nanti setelah kalah di MK akan mendelegitimasi NKRI juga sebagai induk dari semua penyelenggara negara??Atau mau menyalahkan SBY terlebih dahulu karena sebagai kepala negara dianggap bersalah melaksanakan pilpres yang penuh kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif…Kasihan Pak Hatta Rajasa, pasti beliau malu sekali….saya yakin jika tahu capres yang beliau dampingi akan bertindak seperti ini, jika waktu bisa mundur maka Pak Hatta tidak akan bersedia menjadi pendampingnya. Kita ingat saat beberapa kali debat capres dulu, dari 4 orang yang ada, selain karena kesalahan fatal tentang KALPATARU, maka kesimpulan akhir kandidat yang paling kelihatan brilliant dalam konsep dan penyampaian gagasan adalah Hatta Rajasa dan yang paling parah adalah capresnya…