Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah mengubah lanskap pendidikan di seluruh dunia, termasuk pada tingkat pendidikan anak usia dini. Integrasi teknologi dalam pembelajaran anak usia dini menawarkan berbagai manfaat, seperti akses yang lebih luas ke informasi, pembelajaran yang interaktif, dan pengembangan keterampilan digital sejak dini. Namun, di balik segala kemudahan dan manfaatnya, penggunaan teknologi dalam pendidikan anak usia dini juga menimbulkan berbagai dilema yang perlu diperhatikan oleh guru dan orang tua.Salah satu dilema utama adalah potensi kecanduan teknologi pada anak usia dini. Paparan yang berlebihan terhadap layar dapat mengganggu perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak. Selain itu, kurangnya interaksi sosial langsung dengan teman sebaya dan orang dewasa dapat menghambat perkembangan bahasa dan kemampuan berkomunikasi anak. Di sisi lain, teknologi juga dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar anak dan memperkaya pengalaman belajar mereka.Dilema lainnya adalah kesenjangan digital. Tidak semua anak memiliki akses yang sama terhadap teknologi. Anak-anak dari keluarga kurang mampu atau yang tinggal di daerah terpencil mungkin tidak memiliki perangkat atau koneksi internet yang memadai. Hal ini dapat memperlebar kesenjangan pendidikan dan memperburuk ketidaksetaraan.Selain itu, penggunaan teknologi dalam pendidikan anak usia dini juga menimbulkan pertanyaan tentang kualitas konten yang tersedia. Tidak semua konten digital yang ditujukan untuk anak-usia dini dirancang dengan baik dan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Konten yang tidak sesuai dapat memberikan informasi yang salah atau bahkan merugikan perkembangan anak. untuk itu dalam penggunaan tekhnologi berupa gadget perlu pendampingan dari orang tua agar bisa mengontrol kegiatan anak selama belajar.Meskipun demikian, teknologi memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini. Dengan pemanfaatan yang tepat, teknologi dapat menjadi alat yang ampuh untuk memperkaya pengalaman belajar anak, mengembangkan keterampilan abad ke-21, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan. Untuk mengatasi dilema-dilema tersebut, diperlukan pendekatan yang seimbang dan bijaksana. Penting bagi orang tua, pendidik, dan pembuat kebijakan untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak-anak, di mana teknologi digunakan sebagai alat bantu yang mendukung perkembangan holistik anak.Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi dilema ini antara lain:●Membatasi waktu penggunaan layar: Orang tua perlu menetapkan batasan waktu yang jelas untuk penggunaan perangkat elektronik oleh anak-anak.●Memilih konten yang berkualitas: Orang tua dan pendidik perlu memilih konten digital yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak.●Mengawasi penggunaan teknologi: Orang tua perlu mengawasi penggunaan teknologi oleh anak-anak dan membimbing mereka dalam memanfaatkan teknologi secara positif.●Memanfaatkan teknologi untuk kegiatan yang interaktif: Teknologi dapat digunakan untuk kegiatan yang melibatkan interaksi sosial, seperti video call dengan keluarga atau teman, atau permainan yang mendorong kolaborasi.●Menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan kegiatan lain: Penting bagi anak-anak untuk memiliki waktu bermain di luar ruangan, berinteraksi dengan orang lain secara langsung, dan melakukan kegiatan yang merangsang kreativitas.Dengan demikian, teknologi dapat menjadi mitra yang baik dalam pendidikan anak usia dini jika digunakan dengan bijak. Penting untuk diingat bahwa teknologi hanyalah alat, yang keberhasilannya tergantung pada bagaimana kita memanfaatkannya. untuk itu agar orang tua bijak dalam mengawasi putra putrinya dalam menggunakan gadget.