Bandul perubahan, mungkin sejak manusia ada di bumi ini, ditentukan oleh dua faktor utama: oleh politik atau ekonomi. Perebutan kekuasaan dan penguasaan modal menjadi domain utama sifat manusia. Setelah sampai pada puncak kebrutalan akibat ulah manusia, baru agama turun untuk meletakkan dasar akhlak. Konsepsi tersebut bukan maksud mensubordinasikan agama, melainkan bahwa tugas manusia di tempatkan di bumi memang sebagai khalifah, wakil Tuhan. Artinya ini ranah kekuasaan atau politik. Dan memanfaatkan potensi yang ada di bumi untuk kemakmuran umat manusia ini ranah ekonomi. Ketika ketimpangan kekuasaan dan kepemilikan modal semakin tinggi, kelas borjuis dan buruh makin timpang, maka tuntutan relevansi agama semakin menguat.