Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Artikel Utama

Asyiknya Mudik Menggunakan Kapal Laut

15 Agustus 2012   20:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:42 10644 10

Mudik lebaran adalah ritual “wajib” bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tidak peduli sejauh apa merantau ke luar daerah bahkan sampai ke negara orang jika situasi dan kondisi memungkinkan maka pulang kampung adalah salah satu hal yang harus dilakukan dan jalani.

Hal ini juga berlaku bagi aku yang berstatus sebagai perantau di Jakarta, memiliki orang tua dan mertua tinggal didaerah. Namun terkadang yang jadi kendala adalah masalah transpotasi. Karena aku dan suamiku bukanlah pasangan dengan kemampuan ekonomi tinggi yang memiliki kendaraan pribadi yang memadai untuk mudik secara pribadi seperti sebuah mobil. Jadi selama 6 tahun tinggal di Jakarta kami pun terbiasa menggunakan angkutan umum kereta.

Namun seiring dengan niat pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi di Negara ini terutama transportasi massal seperti kereta cukup memberi dampak mengagetkan tersendiri pada sebagian masyarakat termasuk aku dan suami ku. Yang mana peraturan yang berubah setiap saat tanpa sosialisasi yang baik membuat kami keetinggalan informasi. Seperti musim liburan sekolah yang jaraknya cukup berdekatan dengan awal puasa sistem penjualan tiket diumumkan bahwa hanya untuk kelas Bisnis dan Eksekutif yang bisa dibeli H-90 melalui berbagai tempat online seperti beberapa minimarket ternama, Kantor pos, ATM dan lain-lain. Sedangkan untuk Ekonomi harus membelinya langsung diloket-loket stasiun tertentu pada H-7 keberangkatan. Karena kupernya kami yang jarang pulang kampung kecuali pada saat mudik lebaran, akhirnya belakangan baru tahu informasi tersebut. Dan bisa dipastikan untuk tiket Bisnis dan Eksekutif belum memasuki Ramadhan pun sudah ludes. Meski semua masyarakat tidak tahu pasti apakah habisnya benar-benar dibeli semua penumpang atau sebagian dikuasai calo.

Dengan berpatokan pada informasi tersebut, kami masih berharap pada keberadaan tiket Ekonomi. Tapi apa yang terjadi saat kami mengeceknya pada pertengahan Puasa? Ternyata peraturan sudah berubah dan untuk tiket Ekonomi diberlakukan sistem pembelian yang sama dengan kelas Bisnis dan Eksekutif. Dan bisa dipastikan lagi-lagi aku dan suami tidak kebagian tiket tersebut pada tanggal yang kami inginkan.

Dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami memutuskan untuk mudik menggunakan Kapal Laut. kenapa kami tidak memilih bus? Pertama aku dan suami punya kendala yang sama yaitu mudah mabuk dalam perjalanan menggunakan bus. Kedua biasanya H-7 jalanan trans Jawa sudah mulai padat, jadi sering terjadi macet yang parah. Perjalanan Jakarta Timur yang bisanya bisa ditempuh hanya dalam waktu 24 Jam bisa sampai 2 hingga 3 hari.

Selama ini Kapal Laut hanya dikenal sebagai transportasi mudik antar pulau ternyata cukup lumayan mengasyikan jika digunakan sebagai angkutan mudik dalam pulau. Sebenarnya pemerintah juga menyediakan Kapal TNI AL jenis RORO yang bisa digunakan para pemudik dengan membawa sepeda motornya dari Jakarta secara gratis. Tapi kapal ini hanya memberikan tumpangan hingga pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Yang jarak tempuhnya ke kampung halaman kami di Jawa Timur masih cukup jauh. Ditambah lagi waktu keberangkatannya yang cukup mepet dengan hari H lebaran membuat kami memutuskan untuk menaiki kapal penumpang komersil KM Dobon Solo dan turun di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

KM Dobon Solo sendiri adala kapal motor komersil untuk penumpang dengan kapasitas daya angkut lebih dari 3000 orang yang terdiri dari 7 dek, yang mana dek 1 paling bawah adalah dek khusus untuk mengangkut kendaraan roda dua dan empat untuk sistem pengiriman atau ekspedisi maupun untuk penumpang yang membawa kendaraannya kedaerah sesuai rte kapal ini. Kapal ini sendiri memiliki rute tujuan ke bagian Timur Indonesia dengan transit dibeberapa pelabuhan. Dari Jakarta transit di Surabaya-Makasar-Bau Bau-Sorong-Manokwari dan terakhir Jayapura sebelum kembali ke Jakarta melaui jalur yang sama.

Dan aku merasakan beberapa kemudahan dan kenyamanan serta sensasi yang berbeda diantaranya

Harga tiket yang cukup terjangkau, untuk satu orang dewasa hanya Rp. 193.000 kita dapat konsumsi dua kali. Lumayan untuk dinikmati selama perjalanan. Dan harga tiket bisa didapat dengan mudah diseluruh travel umum atau isa beli langsung diatas kapal, penumpang naik dulu ditengah perjalanan hubungi bagian informasi.

Tempat yang luas, sehingga tidak ada istilah berdesak-desakan antara penumpang. Hingga kita bisa lebih leluasa untuk istirahat dengan maksimal. Bagi yang memiliki anak usia balita yang sedang aktif-aktifnya seperti aku tidak perlu khawatir anak rewel karena bosan dengan terbatasnya tempat untuk bermain. Istilahnya untuk main bola pun bisa, karena dek nya yang cukup luas. Kita bisa memilih untuk tidur diatas tempat tidur atau lesehan didek kapal menggunakan kasur yang bisa kita sewa sebesar Rp.5000. dan jangan khawatir dengan fasilitas umumnya, seperti mushola, kamar mandi maupun tempat hiburan seperti ruang karaoke, panggung hiburan musik, atau permainan anak-anak seperti PS dan odong-odong semua tersedia.

Namun ada juga yang harus diperhatikan oleh calon penumpang yang ber bugjed pas-pasan. Persiapakan keperluan selagi didarat. Seperti membeli camilan, perlengkapan mandi dan sebagainya. Karena harga yang dijual diatas kapal lumayan tinggi alias diatas rata-rata.

Bisa menikmati keindahan laut yang sangat menakjubkan. Meski sebelumnya aku sudah pernah menikmati bagaimana rasanya menjadi penumpang kapal laut jarak jauh antar pulau, yaitu dari Kalimantan ke Jawa (Surabaya) terakhir sekitar 8 tahun yang lalu, tapi pengalaman kali ini terasa lebih berkesan. Mungkin karena selain untuk pertama kalinya menikmati bersama anak dan suami, perjalanan kali ini terasa berkesan karena kami menikmatinya bersama beberapa sahabat yang memiliki perjalanan yang sama.

Dan yang cukup menakjubkan di KM Dobon Solo aku bertemu dengan Kompasianer Bapak Nur Alim yang mengantar anak dan istri beliau yang akan mudik ke Makasar. Meski awalnya beliau lupa, tapi aku dengan PD memperkenalkan diri dan mengatakan sudah pernah berjumpa saat Kopdar di TIM. Akhirnya selama perjalanan aku punya teman ngobrol yang asyik yaitu istri dari Pak Alim. Hingga 24 Jam perjalanan Jakarta - Surabaya pun tidak terasa membosankan.

Jadi bagi para pemudik dari Jakarta dengan tujuan beberapa daerah di Jawa Timur dan Tengah, Madura mulai sekarang tidak ada salahnya mulai memikirkan dan melirik alat transportasi yang satu ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun