BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di era global saat ini, persaingan antara setiap badan usaha semakin kompetitif, sehingga setiap badan usaha dituntut untuk memiliki keunggulan yang lebih agar dapat bertahan dan memenagkan persaingan demi tercapainya tujuan dari perusahaan yang telah ditetapkan. Kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan merupakan tujuan utama yang ingin di wujudkan bagi setiap perusahan. Segala aktivitas yang dilakukan untuk untuk mencapainya harus di dukung oleh kondisi manajemen yang baik sebagai pengelola.
Produksi adalah kegiatan yang dilakukan manusia dalam menghasulkan suatu produk, baik barang atau jasa yang kemuadian dimanfaatkan oleh konsumen. Bisnis konveksi adalah salah satu bisnis yang berkembang di Indonesia. Mengapa bisnis konveksi dapat berkembang di Indonesia, karena pakaian merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, maka pasar untuk menjualnya pun akan selalu ada. Pengusaha pun tidak kehabisan akal untuk berinovasi untuk memanfaatkan kebutuhan manusia yang paling besar. Prospek pengembangan usaha konveksi sangat menjanjikan mengingat pakaian adalah kebutuhan primer (sandang) selaian makanan (pangan) dan perumahan (papan). Kebutuhan akan pakain ini mutlak harus dipenuhi mengingat sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup. Dalam penelitian ini berdasarkan observasi yang di lakukan penulis dengan pemilik konveksi yakni sejarah yang pada awal mulanya yaitu sebuah tailor yang beru berdiri pada sekitar tahun 1990-an kemudian beralih ke konveksi pada tahun 1998. Kenapa , yaitu melihat dari perolehan yang di dapat dari tailor itu sendiri kurang memuaskan maka beralihlah dari tailor ke konveksi.
Setiap usaha atau bisnis ingin mendapatkan keberhasilan usaha, suatu bisnis dikatakan berhasil apabila mendapatkan laba, walaupun laba bukan merupakan satu satunya aspek yang dinilai dari keberhasilan sebuah usaha, tetapi alas an laba menjadi factor yang penting adalah karena laba merupakan tujuan dari orang yang melalukan bisnis. Jika terjadi penurunan atau ketidak stabilan laba maka, perusahaan akan kesulitan mengoprasikan kegiatan usahanya dan menjaga ketahanan usahanya.
Dalam rangka meningkatkan keberhasilan usaha yang dimiliki, maka harus ada kinerja dari konveksi untuk bisa lebih baik lagi. Untuk itu penulis merasa tertarik dengan yang telah dipaparkan di atas maka penulis mengambil judul penelitian "Menganalisa kinerja konveksi pakaian di konveksi VENDIE'S Mangli".
Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja analisis produksi di konveksi vendie's Mangli?
Bagaimana pencapaian maslahah dan falah di Konveksi Vendie's Mangli?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kinerja analisis produksi di konveksi vendie's Mangli.
Untuk mengetahui pencapaian maslahah dan falah di Konveksi Vendie's Mangli.
Manfaat Penelitian
Penulis
Untuk menambah wawasan dan pemahaman di bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya dalam masalah yang berkaitan dengan kinerja dari usaha konveksi terhadap perkembangannya.
Perusahaan atau Industri
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan bisa memberikan sumbangan penelitian bagi perusahaan terutama tentang kinerja konveksi untuk perkembangannya.
Bagi Ilmu Pengetahuan
Untuk menambah referensi bagi penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Produksi
Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barangdan jasa yang kemudian dimanfatkan oleh konsumen. Secara teknis produksi adalah proses mentransformasi input menjadi output, tetapi definisi produksi dalam pandangan ilmu ekonomi jauh lebih luas Beberapa ahli ekonomi islam memberi definisi yang berbeda mengenai pengertian produksi, meskipun substansinya sama. Berikut pengertian produksi menurut para ekonomi kontemporer. Menurut Karf (1992) mendefinisikan kegiatan produksi dalam perspektif islam sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagai mana digariskan dalam agama islam, yaitu kebahagian dunia dan akhirat. Menurut Rohman (1995) menekankan pentingnya keadilan dan kemerataan produksi (distribusi produksi secara merata). Menurut Al haq (1995) menyatakan tujuan dari produksi adalah memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang merupakan fardu kifayah, yaitu kebutuhan yang bagi banyak orang pemenuhannya bersifat wajib.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kepentingan manusia yang sejalan dengan moral islam, harus menjadi fokus/target dari kegiatan produksi. Keputusan tingkat produksi senantiasa berkaitan dengan tingkat produktivitas faktor produksi. Proses produksi di nyatakan sebagai serangkaianaktifitas yang di perlukan untuk mengolah atau merubah sekumpulan input menjadi sejumlah output yang memiliki nilai tambah.
Tujuan produksi
Dalam konsep ekonomi konvesional (kapitalis) produksi dimaksudkan untuk memperoleh laba sebesar besarnya, berbeda dengan tujuan produksi dalam islam yang bertujuan untuk memberikan maslahah yang maksimum bagi konsumen. Secara lebih spesifik, tujuan kegiatan produksi adalah meningkatkan kemaslahatan yang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk diantaranya:
Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkat moderat.
Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya.
Menyiapkan persediaan barang atau jasa dimasa depan.
Pemenuhan sarana bagi k egiatan sosial dan ibadah kepada allah.
Meskipun produksi hanya menyediakan sarana kebutuhan manusia tidak berarti bahwa produsen sekedar bersikap reaktif terhadap kebutuhan konsumen. Tujuan untuk pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kapada allah. Sebenarnya ini merupakan tujuan produksi yang paling orisinal dari ajaran islam. Dengan kata lain, tujuan produksi adalah mendapatkan berkah, yang secara fisik belum tentu dirasakan oleh pengusaha itu sendiri.
Faktor produksi
Dalam pandangan baqir sadr (1979), ilmu ekonomi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi konvesional terletak pada filosofi ekonomi, bukan pada ilmu ekonominya. Filosofi ekonomi memberikan pemikiran dan nilai-nilai islam dan batasan-batasan syariah, sedangkan ilmu ekonomi berisi alat-alat analisis ekonomi yang dapat digunakan. Dengan kata lain, faktor produksi ekonomi islam dengan ekonomi konvesional tidak berbeda, yang secara umum dapat dinyatakan dalam:
Faktor produksi tenaga kerja.
Faktor produksi bahan baku dan bahan penolong.
Faktor produksi modal.
Produksi merupakan mata rantai konsumsi, yaitu menyediakan barang dan jasa yang merupakan kebutuhan konsumen. Sebagaimana produsen juga sebagaimana halnya konsumen memiliki tujuan untuk memperoleh maslahah maksimum melalui aktivitasnya. Jadi, produsen dalam perspektif ekonomi islam bukanlah seorang pemburu laba maksimal melainkan pemburu maslahah. Ekspresi maslahah dalam kegiatan produksi adalah keuntungan dan juga keberkahan sehingga produsen akan menentukan kombinasi diantara keuntungan dan keberkahan yang didapat sehingga dapat menghasilkan atau memberikan maslahah yang maksimal. Oleh karena itu tujuan produsen dalam prespektif islam bukan hanya semata pada hal yang bersifat sumber daya yang memiliki hubungan teknis dengan aspek produksi semisal output namun juga mempertimbangkan kandungan berkah yang ada pada sumber daya maupun output.
Atribut Fisik dan Nilai dalam Output
Sebuah produk yang dihasilkan oleh produsen menjadi bernilai atau berharga bukan hanya karena adanya atribut fisik dan produk semata, tetapi juga karena adanya nilai (Value) yang dipandang berharga oleh konsumen. Atribut fisik yang melekatkan pada suatu barang misalnya bahan baku pembuatan, kualitas keawetan tersebut, bentuk atau desain barang, dan aspek lainnya yang mendukung bentuk fisik barang tersebut. Biasanya atribut fisik dari suatu barang menggambarkan esensinya (keindahan) maupun peran fungsional dari barang tersebut untuk membantu tugas manusia.
Disisi lain, suatu nilai yang terkandung di dalam suatu barang akan memberikan suatu kepuasan psikis kepada konsumen dalam dua barang yang memiliki atribut fisik yang sama belum tentu juga akan sama dari segi nilai barang tersebut. Dikarenakan ada hal-hal lain yang membuat nilai barang menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan barang lain yang juga memiliki atribut fisik yang sama. Atribut fisik dari suatu barang biasanya bersifat objektif, dapat dibandingkan dengan satu sama lain, akan tetapi nilai yang melekat pada suatu barang itu bersifat subjectif. Dalam perspektif ekonomi islam produk juga merupakan kombinasi antara atribut fisik dan nilai.
Atribut fisik suatu barang pada dasarnya bersifat objektif, dapat diperbandingkan satu sama lainnya, tetapi nilai yang melekat pada suatu barang bernilai subjektif. Dalam pandangan ekonomi islam produk juga merupakan kombinasi dari atribut fisik dan nilai (value). Konsep ekonomi islam tentang atribut fisik suatu barang mungkin tidak berbeda dengan pandangan pada umumnya, tetapi konsep nilai yang harus ada dalam setiap barang adalah nilai-nilai keislaman (Islamic values) Konsep ekonomi islam tentang hal atribut fisik dan nilai ini tidaklah jauh berbeda dengan pandangan pada umumnya, akan tetapi pada konsep ekonomi islam nilai yang harus ada dalam setiap barang adalah nilai-nilai keislaman. Dengan adanya nilai islam tersebut pada akhirnya dapat memberikan berkah pada suatu barang tersebut. Setiap barang dan jasa yang tidak mengandung berkah tidak dapat dikatakan sebagai barang dan jasa yang memberikan maslahah, sebab berkah merupakan elemen penting dalam konsep maslahah.
Jadi kesimpulannya bahwa suatu produk harus memiliki atribut fisik sekaligus berkah agar membawa maslahah. Dengan cara pandang seperti ini maka kuantitas produk diekspresikan sebagai berikut:
QM = qF + qB
Di mana:
QM adalah barang yang memiliki mashlahah
QF adalah atribut fisik barang
QB adalah berkah barang tersebut
Input produksi dan berkah
Kegiatan produksi membutuhkan berbagai jenis sumber daya yang menjadi masukan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi. Sebuah mobil misalnya, tidak bisa dibuat hanya dengan tersedianya besi atau karet saja, atau ada tenaga kerja saja, atau ada pengusaha mobil saja, tetapi merupakan hasil kombinasi antara berbagai faktor produksi sebagai input produksi. Sebuah mobil dapat sampai ke tangan konsumen berkat adanya bahan-bahan yang mencukupi (besi, karet, alumunium), yang diolah oleh para tenaga kerja yang memiliki keahlian pada bidangnya baik diolah secara manual maupun dengan dibantu mesin, dan kemudian setelah menjadi mobil dijual atau disalurkan oleh para distributor kepada konsumen. Keseluruhan proses pembuatan mobil di atas selain membutuhkan koordinasi manajerial dari seorang manajer, membutuhkan gagasan dari seorang wirausahawan, juga membutuhkan biaya-biaya atau modal.
Pada dasarnya,faktor poduksi atau input ini secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu input manusia (human input)dan input nonmanusia (non human input). Yang termasuk dalam input manusia adalah tenaga kerja/buruh dan wirausahawan, sementara yang termasuk dalam input nonmanusia adalah sumber daya alam (natural resources), kapital (financial capital), mesin, alat-alat, gedung, dan input-input fisik lainnya (physical capital).
Sebagaimana diketahui, berkah merupakan komponen penting dalam mashlahah. Oleh karena itu, bagaimanapun dan seperti apa pun pengklasifikasiannya, berkah harus dimasukkan dalam input produksi. Memasukkan berkah sebagai input produksi adalah rasional, sebab berkah mempunyai andil (share) nyata dalam membentuk output. Demikian pula barang yang diproduksi dengan input berkah yang rendah akan menghasilkan output dengan kandungan berkah yang rendah pula, dibandingkan yang menggunakan input berkah tinggi. Akibatnya mashlahah dari barang tersebut juga rendah.
Kegiatan produksi membutuhkan berbagai jenis sumber daya ekonomi yang lazim disebut input atau faktor produksi, yaitu segala hal yang menjadi masukan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi. Pada dasarnya, faktor produksi atau input ini secara garis besar dapat diklasifikaskan menjadi jenis, yaitu input manusia (human input). dan input nonmanusia (non input). Yang termasuk dalam input manusia adalah tenaga kerja/buruh dan wirausahawan, sementara yang termasuk dalam input nonmanusia adalah sumber daya alam (natural resources), kapital (financial capital), mesin, alat-alat, gedung, dan input-input fisik Iainnya (physical capital).
Sebagaimana diketahui, berkah merupakan komponen penting dalam mashlahah. Oleh karena itu, bagaimanapun dan seperti apa pun pengklasifikasianya, berkah harus dimasukkan dalam input produksi. Berkah tersebut melekat setiap input yang digunakan dalam berproduksi dan juga melekat pada proses produksi sehingga output produksinya akan mengandung berkah. Memasukkan berkah input produksi adalah rasional, berkah mernpunyai andil (share) nyata dalam membentuk output. Memang berkah terkadang tidak materialized sebagaimana sifat Input-input yang lain, tetapi hal ini tidaklah mengapa sebab human capital (juga tidak matenalized) juga telah diterima sebagai input. Produk yang dihasilkan dengan menggunakan human capital yang rendah akan menghasilkan produk yang kurang baik dibanding dengan produk yang diproduksi dengan human capital dalam jumlah yang lebih tinggi. Demikian pula barang yang diproduksi dengan input berkah yang rendah akan menghasilkan output dengan kandungan berkah yang rendah pula. Akibatnya mashlahah dari barang tersebut juga rendah. Barang yang mashlahahnya rendah akan dianggap sebagai barang yang bernilai rendah pula, demikian sebaliknya.
Kemuliaan Harkat Kemanusiaan sebagai Karakter Produksi
Tujuan dari produksi dalam Islam adalah untuk menciptakan mashlahah yang optimum bagi konsumen atau bagi manusia secara keseluruhan. Dengan mashlahah yang optimum ini, maka akan dicapai falah yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia. Dengan memahami alur tujuan kegiatan produksi ini, maka dapat diambil suatu substansi bahwa karakter penting produksi dalam perspektif ekonomi Islam adalah perhatiannya terhadap kemuliaan harkat kemanusiaan, yaitu mengangkat kulitas dan derajat hidup serta kualitas kemanusiaan dari manusia. Kemuliaan harkat kemanusiaan harus mendapat perhatian besar dan utama dalam keseluruhan aktivitas produksi. Segala aktivitas yang bertentangan dengan pemuliaan harkat kemanusiaan dapat dikatakan bertentangan dengan ajaran islam.
Karakter produksi yang seperti di atas akan membawa implikasi penting dalam teori produksi, sebagaimana akan dibahas pada penjelasan dalm bab ini. Salah satu contohnya adalah dalam memandang kedudukan manusia, khususnya tenaga kerja dan kapital (Financial capital). Kemuliaan harkat kemanusiaan harus mendapat perhatian besar dan utama dalam keseluruhan aktivitas produksi. Segala aktivitas yang bertentangan dengan pemuliaan harkat kemanusiaan dan dikatakan bertentangan dengan ajaran Islam. Karakter produksi seperti ini akan membawa implikasi penting dalam teori produksi. Salah satu contoh dalam memandang kedudukan manusia adalah tenaga kerja dan kapital. Keduanya dapat mengalami substitusi tergantung keadaan. Substitusi antara manusia/tenaga kerja dengan kapital pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Substitusi yang bersifat alamiah (natural substitution)
Substitusi yang dipaksakan (forced substitution)
Sebagai contoh substitusi ini kita asumsikan pada kehidupan jaman dahulu ketika manusia masih rendah ketenagakerjaannya. Semakin lama kualitas tenaga kerja akan meningkat. Hal ini membuat manusia harus ditempatkan dalam produksi yang bernilai tinggi juga. Sementara itu, untuk produksi pekerjaan barang-barang remeh akan digantikan oleh peralatan atau mesin. Seperti inilah substitusi yang bersifat alamiah tersebut dimana substitusi tersebut terjadi ketika perubahan zaman jangka waktu yang panjang.
Islam sangat menganjurkan substitusi natural karena sifatnya akan lebih meningkatkan mashlahah yang lebih tinggi dimana manusia semakin berkembang kualitas kerjanya. Sebaliknya Islam tidak menganjurkan adanya substitusi yang dipaksakan (forced). Hal ini disebabkan karena substitusi yang dipaksakan akan menimbulkan kesengsaraan hidup manusia yang juatru menurunkan harkat manusia.
Namun perlu diketahui substitusi natural proses terjadi dalam jangka waktu panjang. Sementara paradigma jangka berproduksi sebenarnya adalah paradigma jangka pendek. Sehingga menjadi tidak tepat jika konsep jangka panjang digambarkan kepada jangka pendek.
Eksplorasi dan Pembentukan Konsep Produksi
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan pengertian eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak. Studi eksplorasi merupakan penelitian yang berangkat dari beberapa rasional dan petunjuk untuk mengidentifikasi masalah yang mencakup sejumlah peristiwa yang berkisar pada keputusan-keputusan, program-program, proses implementasi, dan perubahan oeganinsasi (Mudzakir, 2006: 31). Arikunto (2010: 14) menjelaskan bahwa studi eksploratif adalah penelitian yang berusaha menggali sebab-sebab atau hal-hal awal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu serta menggali pengetahuan baru untuk mengetahui suatu permasalahan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa studi eksplorasi merupakan penelitian ilmiah yang dilakukan di lapangan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak kemudian memperoleh gambaran dan penjelasan yang mendalam tentang suatu peristiwa atau fenomena yang terjadi.
Produksi adalah sebuah kegiatan yang untuk menimbulkan atau menaikkan faedah atau niali suatu barang dan jasa. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatukan manusia dengan alam. Maka untuk menyatukan antara manusia dan alam ini, Allah telah menetapkan bahwa manusia berperan sebagai khalifah. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah adalah mengelolah resources yang telah disediakan oleh Allah secara efisien dan optimal agar kesejahteraan dan keadilan dapat ditegakkan. Satu yang tidak boleh dan harus dihindari oleh manusia adalah berbuat kerusakan di muka bumi. Dengan demikian, segala macam kegiatan ekonomi yang diajukan untuk mencari keuntungan tanpa berakibat pada peningkatan utility atau nilai guna resources tidak disukai dalam Islam.
Untuk dapat memahami lebih jauh tentang teori produksi ini, pertama yang harus kita ketahui adalah definisi dan makna dari fungsi produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara jumlah input dan output (yang berupa barang ataupun jasa) yang dapat dihasilkan dalam satu periode. Keberadaan input adalah mutlak dan harus ada di dalam suatu proses produksi. Dalam kenyataannya, tidak semua input tersebut akan memberikan kontribusi yang sama, dan karakteristik diantara input tersebut juga berbeda.
Dengan mencermati penjelasan-penjelasan sebelumnya, maka perlu dicari konsep yang sama sekali lain dari apa yang selama ini sudah ada. Konsep ini dilandaskan pada nilai-nilai Islam yaitu:
Amanah untuk mewujudkan maslahah maksimum
Amanah adalah salah satu nilai penting dalam Islam, yang diturunkan dari nilai dasar khilafah, yang harus terus dijunjung tinggi. pengertian amanah dalam konteks ini adalah penggunaan sumber daya ekonomi untuk mencapai tujuan hidup manusia (falah). Sumber daya yang ada di alam semesta ini oleh Allah diamanahkan kepada manusia. Manusia tidak diperbolehkan untuk mengeksplorasi dan memperolehnya dengan cara yang tidak benar. Singkatnya, amanah di sini dimaknai sebagai usaha untuk memanfaatkan surnber daya yang ada dengan cara yang sebaik-baiknya untuk mencapai kemakrnuran manusia di muka bumi.
Profesionalisme
Setiap musim dituntut untuk menjadi pelaku produksi yang profesional, yaitu memiliki profesionalitas dan kompetensi di bidangnya. Segala sesuatu urusan harus dikerjakan dengan baik, karenanya setiap urusan harus diserahkan kepada ahlinya. Hal ini memberikan implikasi bahwa setiap pelaku produksi Islam harus mempunyai keahlian standar untuk bisa melaksanakan kegiatan produksi.
Pembelajaran Sepanjang Waktu
Tenaga kerja harus selalu belajar untuk meningkatkan kemampuannya dalam hal-hal yang terkait dengan produksi. Pembelajaran ini merupakan amanat sepanjang hidup (long life) dari ajaran Islam, artinya bahwa setiap agen Muslim perlu terus-menerus belajar. Adapun media untuk belajar bisa berupa apa saja, misalnya tempat bekerja (working place). Dari tempat bekerja, secara berangsur-angsur tenaga kerja akan memperoleh keahlian dalam berproduksi sehingga kemampuan kerjanya meningkat.
Produksi dengan modal tetap dan Teknologi Konstan
Produksi dengan Teknologi Konstan Konsep produksi yang sesuai dengan nilai islam adalah konsep yang menganggap bahwa teknologi berproduksi adalah sudah 'given' atau kosntan, dalam arti bahwa teknologi yang digunakan adalah teknologi yang memanfaatkan sumber daya manusia sedemikian rupa sehingga manusia-manusia tersebut mampu meningkatkan harkat kemanusiannya. Permasalahan produksi akan memfokus pada pemilihan kombinasi output, berapa jumlah output yang satu dan yang lainnya harus diproduksi sehingga dapat memperoleh nilai mashlahah yang maksimum.
Teknologi produksi adalah sudah 'given' atau konstan, dalam arti bahwa teknologi yang digunakan adalah teknologi yang memanfaatkan sumber daya menusia sedemikian rupa sehingga manusia-manusia tersebut mampu meningkatkan harkat kemanusiaannya. Selain itu sebagai implikasi dari nilai amanah, maka kegiatan produksi harus menggunakan input setempat (locality) yang melimpah.
Sebagai konsekuensi dari kemunculan premis dasar ini, maka permasalahan produksi bukanlah mencari teknologi berproduksi sedemikian rupa sehingga memberikan keuntungan maksimum, melainkan mencari jenis output apa, dari berbagai kebutuhan manusia, yang bisa diproduksi dengan teknologi yang sudah ada tersebut.
Permasalaha produksi akan memfokuskan pada pemilihan kombinasi output, berapa jumlah output yang satu dengan yang lain harus diproduksi sehingga dapat memperoleh nilai mashlahah yang maksimum. Permasalahan produksi di sini adalah mencari kombinasi produk yang bisa dihasilkan dengan sumber daya yang ada, guna memperoleh mashlahah yang maksimum.Misalnya adanya sumber daya yang melimpah berupa batu hitam. Alternatif produk yang bisa diproduksi dengan menggunakan batu tersebut adalah bermacam-macam. Antara lain adalah untuk batu pondasi rumah, untuk koral campuran aspal, koral campuran beton cor.
Fungsi Produksi Fungsi produksi menunjukkan berapa basar output, dengan kandungan berkah tertentu, bisa diproduksi dengan input-input yang disuplai ke dalam proses produksi dan dengan jumlah modal/kapital yang tertentu. Fungsi produksi ini bisa dilihat seperti: Q= T f(K, HK, L, E, M, B.) bisa direduksi, untuk keperluan analisis, menjadi sebagai berikut: Q= T f(K, HK, L, B.) Mengingat bahwa human capital melekat pada tenaga kerja, maka ekspresi di atas bisa ditulis dalam bentuk sebagai berikut: Q = T f(K, L, B) Sedangkan mengingat bahwa berkah melekat pada setiap input yang lain, maka fungsi produksi bisa ditulis menjadi: Q= B T f( B K, B L) -- B dalam ekpresi di atas menunjukkan adanya kandungan berkah dimasing-masing input. substitusi yang terjadi antara kapital dengan tenaga kerja akan menimbulkan masalah kemanusian, maka masalah seperti ini semestinya tidak terjadi. Pada kondisi ini fungsi produksi akan menjadi B K= y* B L. Hal itu menunjukkan bahwa hubungan antara kapital (K) dan tenaga kerja (L) adalah hubungan yang komplementer yang tidak saling menggantikan satu dengan yang lain (teori dan analisis produksi, 2016).
Kuva Isoinput
Dengan mendasarkan pada konsep seperti di atas maka kita dapat mendeskripsikan konsep tersebut menjadi suatu gambaran yang lebih konkret,misalnya dalam bentuk grafis sebagaimana. Kita asumsikan produsen memiliki dua alternative barang yang bisa dihasilkan dengan menggunakan input tertentu, yaitu barang X dan barang Y. sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang Y, sementara sumbu horosontal menunjukkan jumlah barang X. selanjutnya kita dapat menggambarkan kurva isoinput, yaitu kurva yang menggambarkan alternative produk yang bisa dihasilkan (X dan Y) dengan input yang tertentu. Untuk mengetahui seluk beluyk mengenai kurva isoinput ini, maka dibawah ini disajikan pembahasan mengenai sifat dan karakteristik kurva isoinput.
Input yang sama
Sesuai dengan namanya (iso berarti sama), maka semua titik disepanjang kurva isoinput menunjukkan jumlah input yang digunakan untuk prodiksi adalah sama. Dengan jumlah input yang sama ini produsen bisa menghasilkan berbagai kombinasi output sepanjang kurva tersebut, yaitu Y saja, X saja, atau sejumlah kombinasi X dan Y. Dengan kata lain, kurva isoinput bisa didefinisikan sebagai tempat kedudukan (locus) dari berbagai output yang berbeda yang bisa dihasilkan oleh jumlah input yang sama.
Output yang Lebih Besar Memerlukan Input yang Lebih Besar
Secara intuisi dikatakan bahwa jumlah input yang lebih banyak yang dimasukkakn kedalam produksi akan menghasilkan jumlah output yang lebih banyak. Sebaliknya juga bjisa dikatakan dengan sama benarnya jika dikehendaki jumlah output yang lebih besar, maka pasti memerlukan jumlah input yang lebih besar pula. Hal ini bisa dilihat dalam gambar 7.4. Pada titik A jumlah yang bisa diproduksi dari input yang ada adalah sebanyak X untuk barang X dan sebanyak Y untuk Y. Pada tiik A' jumlah yang bisa diproduksi adalah sebanyak X untuk barang X dan sebanyak Y untuk produk Y. Jika kita bandingkan antara kombinasi output yang ada pada titik A dan titik A' maka sevara pasti dikatakan bahwa kombinasi A' mempunyai kandungan output yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena keduanya mempunyai kandungan Y yang sama., namun kombinasi A' mempuynyai kandungan X yang lebih besar dari kombinasi A.
Kurva Isoinput yang Lebih Tinggi Menyediakan Input yang Lebih Tinggi
Berdasarkan pada sifat kedua di atas bisa disimpulkan bahwa kombinasi A' mempunyai kandungan output yang lebih besar dari kombinasi A. Konsekuensinya kurva isoinput dimana kombinasi A' berada menyediakan input yang lebih besar disbanding dengan kurva isoinput dimana kombinasi A berada. Dalam gambar terlihat bahwa kurva isoinput dimana kombinasi A berada menyediakan jumlah input sebanyak 10(IT), sementara kurva isoinput dimana kombinasi A' berada menyediakan input sebesar 20 (IT). Dengan melihat posisi kurva isoinput IT yang lebih tinggi, maka bisa dikatakanbahwa semakin tinggi posisi kurva isoinput (IT), maka semakin besar input yang tersedia bagi produsen untuk melakukan kegiatan produksi.
Transformasi Input
Pada gambar-gambar kuva isoinput tersebut di atas terlihat bahwa kurva isoinput ini mempunyai slope yang negative. Slope negatif ini memberikan makna adanya subsitusi antara barang X dan barang Y. Pada gambar terlihat bahwasanya pergerakan titik A ketitik B telah terjadi substitusi dari barang X untuk barang Y. Pada titik A jumlah barang X dan Y yang bisa diproduksi adalah sebesar (X,Y). Pada titik B jumlah barang X dan Y bisa diproduksi adalah sebesar (X,Y). Padahal , pada kedua titik A dan B tersebut jumlah input yang dipakai adalah sama. Oleh karena itu, gambar tersebut mengatakan bahwa pergerakan dari titik A ke titik B mengakibatkan turunnya jumlah barang Y yang bisa diproduksi yaitu dari Y ke Y.
Tingkat Marginal Transformasi Input
Kurva isoinput pada pembahasan di atas berlereng negatif yang menunjukkan adanya substitusi antara kedua barang X dan Y. Hal ini juga berarti bahwa telah terjadi informasi input, yaitu dari penggunaan input untuk memproduksi barang X. Dengan kata lain, terjadi transformasi penggunaan input dari barang X ke barang Y. Tingkat transformasi input marginal/ marginal rate of input transformation (MRIT)menunkukkan besarnya jumlah input yang digunakan untuk memproduksi barang Y yang ditarik dan kemudian digunakan untuk memproduksi barang X. Kemampuan ini ditunjukkan oleh besarnya slope dari kurva isoinput di atas (teori analisis dan produksi, 2013).
Implikasi Konsep Produksi Islam pada Kegiatan Produksi
Ajaran-ajaran islam yang dipaparkan di depan akan memberikan dampak pada produksi yang dilakukan oleh agen muslim. Beberapa dampak yang langsung dari hal ini adalah adanya penurunan tambahan penggunaan iput (marginal input) dan efesiensi produksi.
Penurunan Input Marginal
Ketika output produksi meningkat maka penggunaan input juga meningkat. Namun, jumlah jumlah tambahan input untuk memproduksi satu unit output ini, yaitu marginal input, semakin lama akan semakin menurun sebagai akibat dari adanya efek learningcurve. Penurunan ini akan berhenti dan berubah menjadi naik ketika efek learning curve sudah berhenti.
Efesiensi dan Tingkat Efesiensi Penggunaan Input
Penurunan marginal input juga mengimplikasikan telah terjadinya efesiensi penggunaan input, sebab dengan output yang sama jumlah input yang dibutuhkan semakin sedikit. Dengan kata lain, efesiensi ini merupakan tingkat penurunan dari marginal input.
Karena penurunan marginal ini terjadi karena efek learning curve, maka dapat juga dikatakan bahwa efek dari learning curve meningkatkan efesiensi.Efek dari learning curve tidak terjadi terus-menerus sepanjang waktu, namun learning curve mepunyai batasan. Ketika kemampuan tenaga kerja telah mencapai tingkat jenuh maka efek learning curve sudah menjadi nol. Dengan kata lain, tenaga kerja sudah tidak bisa meningkatkan kemampuan mereka di luar batas tersebut.
Dengan mempertimbangkan batasan dari efek learning curve, maka bisa dikatakan bahwa efesiensi terjadi pada rentang produksi di mana tenaga kerja masih bisa meningkatkan kemampuan mereka. Pada rentang ini tingkat efesiensi bisa ditunjukkan oleh adanya penghematan input yang ditunjukkan oleh menurunnya tingkat penggunaan input pada masing-masing unit produksi terakhir.
Kombinasi Output Maksimum
Tujuan dari produsen yg ingin memaksimumkan mashlahah bisa diekspresikan: M = f (X,Y). Dalam fungsi diatas ditunjukkan mashlahah yg diperoleh produsen bersumber dari produksi barang X dan Y yg dihasilkan sama dg representasi kurva isomashlahah menunjukkan kombinasi brg X & Y yg memberikan tingkat mashlahah yg sama. Input diasumsikan besarnya sudah tertentu sehingga menjadi kendala direpresentasi oleh kurva isoinput. Fungsinya dpt diekspresikan sbb : I = i (X,Y) (teori analisis produksi, 2016).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriftif yaitu penelitian yang dilakukan pada variable mandiri tanpa membuat perbandingan atau hubungan dengan variable lain (Sugiyono, 2006:56), Variabel dalam penelitian ini adalah pengelolaan usaha konveksi vandie's di kecamatan Mangli, Kabupaten Jember. Sedangkan menurut Suharsini Arikunto (1999:245) penelitian deskriftif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Jadi penelitian ini tidak mengungkap adanya hubungan antar variable, akan tetapi hanya menggambarkan keadaan masing masing indikator.
Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif menekankan analisis proses berfikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan anatar fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmia. Penelitian kualitatif bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi. Data kualitatif bersifat tidak terstruktur dalam arti variasi data yang diberikan oleh sumbernya (orang, partisipan, atau responden yang ditanyai) sangat beragam. Kondisi ini memang disengaja oleh periset karena tujuannya untuk memperoleh ide atau pandangan yang mendalam dan luas dari tiap partisipan. Kebebasan partisipan dalam menyampaikan pendapat membuat periset mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik atas masalah yang sedang diteliti. Oleh karena itu, data kualitatif cenderung digunakan dalam riset eksploratori.
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena atau gejala social dengan cara memberikan pemaparan berupa penggambaran yang jelas tentang fenomena atau gejala social tersebut dalam bentuk rangkaian kata yang pada akhirnya menghasilkan sebuah teori.
Tempat dan Waktu Penelitian
Dikaji dari segi tempat, penelitian ini adalah termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research). Dari data yang dikumpulkan berupa kata kata, gambaran dan bukan angka angka karena data penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi disuatu konveksi rumahan yaitu di konveksi vandie's yang beralamatkan di Jln. Brawijaya No.5 Mangli- Jember kode pos 68136 yang terletak sebelum simpang empat sebelum lampu merah mangli yang mana juga berfekatan dengan pasar mangli. Sedangkan alas an peneliti memilih lokasi tersebut karena dianggap perlu untuk mengetahui bagaimana produsen konveksi tersebut mengelola usahanya. Selain itu letak konveksi yang sangat mudah di jangkau yang mana berada di samping jalan umum yang menghubungkan antar kota.
Data dan Sumber Data
Menurut Arikunto yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah sumber data yang diperoleh. Data data tersebut terdiri atas dua jenis yaitu data yang bersumber dari manusia dan data yang bersumber dari non manusia dan data yang dikumpulkan berhubungan dengan fokus penelitian. Menurut Lorfland dan lorfland dalam bukunya Tanzeh dalam penelitian kualitatif "sumber data terdiri dari data utama dalam bentuk kata kata atau ucapan atau perilaku orang orang yang diamati dan diwawancarai'. Dalam penelitian mengenai Analisa Konveksi Pakaian Vendie's penulis menggunakan 2 sumber data yang meliputi:
Data Primer
Menurut S. Nasution data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Sedangkan menurut Lorfland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau wawancarai. Jadi data primer ini merupakan data yang diambil dari sumber data utama yaitu melalui survei langsung dilapangan. Sumber data primer in bisa memberikan data berupa hal yang subjektif dan jawaban-jawaban real yang dilakukan pada saat penelitian. Serta memperoleh gambaran dan situasi mengenai tempat yang diteliti.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari jurnal dan buku-buku yang mendukung dalam mencari sumber penelitian ini. Data sekunder juga dapat berupa majalah, bulletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran lampiran dari badan badan resmi seperti kementrian kementrian, hasil hasil studi, tesis, hasil survey, studi historis, dan sebagainya.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah:
Library Research
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, serta mengumpulkan pendapat dari buku-buku, tulisan-tulisan ilmiah yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian.
Field Research
Teknik pengumpulan data yang secara langsung terhadap obyek yang diteliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun dalam penelitian ini dapa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
Metode Interview atau Wawancara
Merupakan bagian dari metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berdasarkan tujuan penelitian. Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Pengumpulan data dengan wawaancara ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah data yang diperlukan langsung diperoleh sehingga akuran dan dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat dilakukan dalam skala besar dan sulit memeperoleh keterangan yang sifatnya pribadi. Maksud digunakannya metode interview ini, peneliti ingin mendapatkan jawaban secara langsung dari pemilik konvekksi pakaian Vendie's Mangli dengan cara langsung bertatap muka dengan fokus penelitian yang akan dibahas.
Metode Observasi
Merupakan studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Menurut Nasution dalam buku sugiyono, observasi adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Observasi langsung juga dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Peneliti menggunakan metode ini karena untuk pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan atau tinjauan langsung secara dekat yang berkaitan dengan hubungan maslahah dan falah di konveksi Vendie's Mangli.
Dalam suatu survey penelitian, tidaklah harus diteliti semua individu yang ada dalam populasi objek tersebut. Dalam hal ini hanya diperlukan sampel atau contoh sebagai representasi objek penelitian. Oleh karena itu persoalan penting dalam pengumpulan data yang harus diperhatikan adalah "Bagaimana dapat dipastikan atau diyakini bahwa sampel yang ditetapkan adalah representiv". Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Oleh karena itu, tahap pengumpulan data tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalu didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa lalu, seta hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto fotoo atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
Analisis Data
Analisis data pada hakikatnya adalah pemberitahuan peneliti kepada pembaca tentang apa saja yang hendak dilakukan terhadap data yang sedang dan telah dikumpulkan, sebagai cara nantinya bisa memudahkan peneliti dalam memberi penjelasan dan interpretasi dari responden atau menarik kesimpulan. Menurut Lexy J. Moleong menyebutkan bahwa proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,gambar, foto, dan sebagainya. Tujuan analisis data dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan menjadi suatu data yang teratur serta tersusun lebih berarti. Terhadap data yang berhasil dikumpulkan dari lokasi penelitian, baik melalui wawancara, Observasi maupun dokumentasi maka langkah lebih lanjut yang ditempuh oleh peneliti adalah mengkoordinasikan data-data berdasarkan masing-masing masalah, menganalisanya dan kemudian menyajikannya secara tertulis dalam bentuk laporan penelitian. Data yang berupa kata-kata dalam bahasa tulis yang di temukan melalui observasi, interview mengenai analisis produksi di konveksi Vendie's Mangli.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Paparan Data
Letak Geografis
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Jember. Kabupaten Jember merupakan salah satu di provinsi jawa timur. Kabupaten Jember terletak pada posisi 7059'6" sampai 8033'56" Lintang Selatan dan 113016'28" sampai 114003'42" Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Jember mencakup area seluas 3.293,34 Km2, dengan karakter topografi dataran ngarai yang subur pada bagian tengah dan selatan dan dikelilingi pegunungan yang memanjang batas barat dan timur. Lokasi yang dijadikan tempat penelitian lapangan oleh peneliti adalah di kecamatan mangli tepatnya di Jl. Brawijaya No. 5 Mangli Kabupaten Jember yang mana letaknya sangat strategis.
Usaha Konveksi Yang Dijadikan Sempel Penelitian
Di kecamatan mangli banyak terdapat usaha konveksi yang semakin hari semakin pesat. Salah satunya adalah konveksi vendie's yang berada di kecamatan mangli tepatnya di sebelah barat pasar mangli. Disini peneliti mengambil sampel dari usaha konveksi vendie's yang berlokasi di Jl. Brawijaya No.5 Mangli kabupaten Jember milik bapak Efendi.
Sejarah pendirian konveksi Vendie's
Vendie's merupakan tempat jahit konveksi yang beralamatkan di jalan Brawijaya No.5 mangli, Jember dengan kode pos 68136 tepatnya di sebelah barat pasar mangli yang hingga kini menjadi favorit di kalangan masyarakat. Sebuah usaha jahit ini dulu mengawali usahanya dari nol. Awal mula usaha vendie's ini di bangun pada tahun 1995 an dengan di kelola oleh moch. Efendi hanya mengandalkan satu mesin jahit dengan di bantu oleh sang istri. Sebelum pak efendi membangun usaha jahit tersebut, beliau pernah bekerja di salah satu tempat jahit di surabaya selama 5 tahun, dari sanalah beliau mendapatkan ilmu menjahitnya. Lalu, beliau memberanikan untuk membuka usaha tailor dengan hanya bermodalkan mesin jahit yang ia beli dengan harga Rp. 350.000,00. Awalnya usaha tersebut hanya di ketahui oleh beberapa orang saja, namun dengan seiring berjalannya waktu masyarakat mulai mengetahui tempat usaha tersebut dari mulut ke mulut. Dari situlah, usaha jahit vendie's ini mulai di minati oleh banyak masyarakat dikarenkan jahitan yang dimilikinya sangat rapi dan bagus.
Pelanggan mulai berdatangan untuk sekedar memperbaiki jahitan bahkan memesan sepasang dua pasang baju. Pak efendi pun mulai kewalahan dengan banyak nya pelanggan yang ingin menjahit di tempatnya seperti membuat seragam sekolah, baju untuk lebaran dan sebagainya, karena ia hanya di bantu oleh sang istri. Dari situlah pak efendi mulai berinisiatif untuk menambah dua karyawan untuk membantunya. Seiring berjalannya waktu, pesanan mulai membludak, pelanggan mulai berdatangan dari berbagai kalangan, salah satunya dari berbagai yayasan. Kemudian dari banyaknya pesenan tersebut, pak efendi mendapat keuntungan yang menurutnya bisa untuk memperbesar usahanya tersebut dari yang awalnya tailor menjadi sebuah usaha konveksi yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat.
Pada tahun 2001, vendie's resmi menjadi usaha konveksi yang memiliki 13 karyawan dengan 7 laki-laki dan 6 perempuan disertai dengan 14 alat jahit yang mana salah satunya merupakan alat khusus yang dimiliki vendie's untuk mengukur besar kecilnya ukuran baju. Menurut pak efendi, dari 13 karyawan tersebut mempunyai peranan yang berbeda-beda dalam memproduksi pakaian. Salah satunya, ada yang bertugas mengukur, ada yang bertugas memotong tiap lembar kain, ada yang mengobras, menjahit bagian-bagian tertentu, yang menyetrika dan ada pula yang bertugas mengepaki pakaian-pakaian yang sudah siap di pakai. Dari pesanan-pesanan tersebut keuntungan yang di peroleh oleh usaha vendie's konveksi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan karyawan maupun keseharian dari keluar pak efendi sendiri. Dan pak efendi juga menuturkan bahwa dalam memproduksi pakaian-pakaian tersebut ia sangat mengutamakan kepuasan atau kemaslahatan pelanggan, karena dari situ ia akan mendapatkan kepercayaan dari pelanggan-pelanggannya.
Di samping untuk mendapatkan kepercayaan dari para pelanggannya, pak efendi yakin bahwa apabila ia memproduksi sesuatu dengan mengedepankan mashlahah dan tidak berbuat curang, ia akan selalu di berikan rizki yang cukup oleh Allah swt. dari pencapaian tersebut, pak efendi berniat untuk terus mengembangkan usahanya, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang-orang disekitarnya. Sungguh sangat mulia niat yang di miliki pak efendi. Namun, saat ini tempat usaha tersebut hanya menerima pemesanan baju-baju seragam, seperti kaos olahraga, jasket dan sebagainya. Biasanya, dalam sehari tempat jahit tersebut bisa memproduksi 15 pasang kaos olahraga dengan model yang telah di tentukan. Dan dalam masalah keuntungan, pak efendi menuturkan bahwa jelas keuntungan yang di dapatkan saat ini sangat berbeda dengan keuntungan yang ia dapatkan pada saat tailor. Dari pendapatan tersebut, ia bisa menggaji karyawan dengan semestinya, melanjutkan pendidikan anak-anaknya, dan juga bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lain.
Struktur pengelolaan perusahaan konveksi
Kinerja Karyawan dan Peraturan Peraturan
Pada perusahaan konveksi Vandie's ini kinerja karyawannya adalah seluruh karyawan yang bekerja yang bekerja di perusahaan konveksi ini dimulai bekerja pada pukul 08.00 sampai dengan 16.00. sedangkan istirahat karyawan pada pukul 12.00 sampai dengan 13.00. Perusahaan konveksi vandie's juga membuat peraturan peraturan kepada seluruh karyawannya seperti pada saat jam kerja perhaulan antara karyawan laki laki dan karyawan perempuan tahu akan batasannya, tidak diijinkan pada saat jam kerja tidak berada ddilikasi kerja, apabila seseorang karyawan tidak bekerja secara penuh atau tidak bekerja sesuai jadwal kerja yang telah ditetapkan maka karyawan tersebut pun tidak mendapatkan gaji atau upah penuh juga.
Jumlah karyawan konveksi vendie's
Perusahaan koveksi vendie's mempunyai karyawan sebanyak 13 karyawan tetap. Karyawan tersebut mempunyai pekerjaan masing-masing mulai dari bagian cutting (pemotong) 2 karyawan, bordir sebanyak 3 karyawan, menjahit 4 karyawan, packing (pengepakan) dan setrika 2 karyawan, mengobras 2 karyawan.
Temuan Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan pendapat pengusaha konveksi vandie's terkait dengan kinerja, pencapaian maslahah dan falah.
Kinerja Analisis Produksi di Konveksi Vendie's Mangli.
Modal merupakan bagian yang diperlukan ketika melakukan ataupun menjalankan sebuah bisnis. Walaupun modal tersebut bukan alasan utama untuk menjlankan sebuah bisnis tetapi dari pihak konveksi modal sangat diperlukan. Apalagi ketika mendapatkan keuntungan kerugian modal akan mempunyai peran besar didalamnya.
Dalam hal penyediaan modal pihak konveksi vandie's mengungkapkan bahwa: "saya dulu membuka usaha konveksi ini awal mulainya yaitu berawal dari tailor yang kemudian berubah menjadi konveksi. Saya membuka bisnis konveksi ini bermodal hobi, yaitu hobi jahit, hobi design lalu saya kembangkangkan dikit demi sedikit hingga sekarang ini".
Pihak konveksi vandie's sendiri dalam penyediaan modal kerja terbagi menjadi dua. Yang pertama modal pribadi atau modal pertama yang dikeluarkan oleh pemilik. Modal pribadi ini masuk saat pertama kali mendirikan usaha. Dengan modal pribadi, bisnis yang berawalkan hobi kini mampu berkembang menjadi sebuah bisnis, sehingga modal yang dibutuhkan pun semakin tinggi untuk memenuhi tingkat pemesanan.
Maka dari itu pihak konveksi mencoba untuk memperoleh modal dengan pinjaman bank. Bank yang diajak kerjasama dengan konveksi merupakan salah satu bank konvensional. Dimana dari pihak bank memberikan bantuan uang namun dengan menggunakan jaminan. Sehingga dalam pengembalian kepada pihak bank terdapat adanya bunga bank. Sehingga pihak bank tidak mengetahui bagaimana jika dalam usaha mengallami kegagalan atau kebangkrutan.
Dalam penyediaan tenaga kerja pihak konvekssi melakukan rekruitmen karyawan dengan memberdayakan warga sekitar lokasi produksi. Namun tidak menutup adanya kemungkinan untuk warga sekitaran lainnya. Tenaga kerja kerja ini biasanya mendaftar langsung ke konveksi tanpa mengadakan pengumuman lowongan pekerjaan. Pada perusahaan konveksi vandie's ini mengungkapkan sebagai berikut: "prusahaan leeebih menerima karyawan dari tetangga dan saudara yang bisa dan mempunyai bakat dalam bidangnya" dalam pemberian gaji yang diberikan kepada karyawan berbentuk uang yang sesuai dengan gaji yang di terima oleh karyawan atau setara dengan UMR.
Organisasi merupakan bentuk manajemen dari sebuah perusahaan. Manajemen yang ada dikonveksi tersebut ada direktur atau pimpinan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan perusahaan baik merencanakan, memantau dan mengambil kebijakan tindakan perbaikan bila diperlukan. Dalam manajemen organisasi konveksi vandie's ini masih dipegang lingkup keluarga karena dengan alasan kepercayaan.
Pencapaian Maslahah dan Falah di Konveksi Vendie's Mangli
Konsep produksi yang sesuai dengan konsep islam yaitu menganggap bahwa teknologi berproduksi adalah yang sudah "given" atau konstan, dalam arti bahwa teknologi yang digunakan adalah teknologi yang memanfaatkan sumber daya manusia sedemikian rupa sehingga manusia tersebut mampu meningkatkan harkat kemanusiaannya. Selain itu sebagai implikasi dari nilai amanah, maka kegiatan produksi harus menggunakan input setempat yang melimpah. Permasalahan produksi akan memfokus pada pemilihan kombinasi output, berapa jumlah output yang satu dan yang lainnya harus diproduksi sehingga dapat memperoleh nilai maslahah yang maksimum. Dengan mendasarkan pada konsep tersebut, industri konveksi vendie's memiliki dua alternatif barang yang dihasilkan dengan menggunakan input tertentu. Didalam kurva isoinput terdapat input yang sama, dimana sesuai dengannamanya yaitu iso artinya sama, maka semua titik di sepanjang kurva tersebut menggunakan input yang digunakan untuk produksi sama.
Pada konveksi vendie's ini dengan jumlah input yang digunakan sama maka produsen mampu menghasilkan beberapa kombinasi output. Dengan kata lain jika dikaitkan dengan kurva isoinput maka konveksi vendie's mampu menghasilkan output yang berbeda dengan jumlah input yang sama. Konveksi vendie's menggunakan input yang sama yaitu kain, dimana kain yang diperoleh berasal dari surabaya berupa kiloan yang nantinya konveksi ini akan menghasilkan output yang berbeda dengan input yang sama. Peneliti memperoleh suatu informasi dari pemilik konveksi bahwasannya jika mereka memproduksi sebuah baju yang diperoleh daari pesanan pelanggan. Produsen mengutamakan kepuasan konsumen mulai dari permintaan model baju yang diinginkan, harga dan kecepatan dalam memproses sehinggadalam analisis produksi, produsen menghasilkan laba sebaik mungkin tanpa memikirkan laba semaksimal mungkin. Karena maslahah dan falah yang dicapai harus maksimum.
Konveksi Vendie's menggunakan semua input yang tersedia untuk memperoleh maslahah yang maksimum. Pada saat ada kain yang tersisa dalam pembuatan sebuah baju, maka kain tersebut akan dibuat variasi atau asesoris dan dijual untuk diproduksi lagi menjadi keset. Sehingga bisa dikatakan bahwa produsen sudah memanfaatkan semua input. Pemesanan yang dilakukan oleh konsumen kepada konveksi vendie's ini dipesan melalui kelompok biasanya dari sekolah atau lembaga. Sehingga jika mau menghasilakn output yang lebih besar maka input yang dibutuhkan juga lebih besar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Jember. Kabupaten Jember merupakan salah satu di provinsi jawa timur. Vendie's merupakan tempat jahit konveksi yang beralamatkan di jalan Brawijaya No.5 mangli, Jember dengan kode pos 68136 tepatnya di sebelah barat pasar mangli yang hingga kini menjadi favorit di kalangan masyarakat. Sebuah usaha jahit ini dulu mengawali usahanya dari nol. Awal mula usaha vendie's ini di bangun pada tahun 1995 an dengan di kelola oleh moch. Efendi hanya mengandalkan satu mesin jahit dengan di bantu oleh sang istri.
Pada tahun 2001, vendie's resmi menjadi usaha konveksi yang memiliki 13 karyawan dengan 7 laki-laki dan 6 perempuan disertai dengan 14 alat jahit yang mana salah satunya merupakan alat khusus yang dimiliki vendie's untuk mengukur besar kecilnya ukuran baju. Menurut pak efendi, dari 13 karyawan tersebut mempunyai peranan yang berbeda-beda dalam memproduksi pakaian. Salah satunya, ada yang bertugas mengukur, ada yang bertugas memotong tiap lembar kain, ada yang mengobras, menjahit bagian-bagian tertentu, yang menyetrika dan ada pula yang bertugas mengepaki pakaian-pakaian yang sudah siap di pakai.
Namun, saat ini tempat usaha tersebut hanya menerima pemesanan baju-baju seragam, seperti kaos olahraga, jasket dan sebagainya. Biasanya, dalam sehari tempat jahit tersebut bisa memproduksi 15 pasang kaos olahraga dengan model yang telah di tentukan. Dan dalam masalah keuntungan, pak efendi menuturkan bahwa jelas keuntungan yang di dapatkan saat ini sangat berbeda dengan keuntungan yang ia dapatkan pada saat tailor. Dari pendapatan tersebut, ia bisa menggaji karyawan dengan semestinya, melanjutkan pendidikan anak-anaknya, dan juga bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lain.
Saran
Saran yang dapat di berikan pada peneliti ini berdasarkan hasil yang diperoleh aadalah bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti industri industri konveksi yang sejenisnya, sehingga dapat diketahui bagaimana kinerja dan perkembangan dari konveksi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat pengkajian dan pengembangan ekonomi islam (P3EI), 2014.
"Ekonomi Islam". Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Edwin Nasution, Mustafa. 2007. "Pengenalan eksklusif ekonomi islam". Jakarta: kencana.
Ekawati, Ratna dan Nurul Huda. 2018. "Ekonomi Mikro Islam".
Jakarta: PT. Cahaya Prima Sentosa,
Karim, Adiwarman. 2014. "Ekonomi Mikro Islam". Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Gunawan, Imam. 2016. "Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek" ED.1 Cet. 4, Jakarta : Pt. Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. "Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik". Jakarta : Rineka Cipta.
Sujarweni, V.Wiratna. 2015. "Metode Penelitian-Bisnis dan Ekonomi". Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Istijanto. 2005. "Aplikasi Praktis Riset Pemasaran". Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tanzeh, Ahmad dan Suyitno. 2006. "Dasar-Dasar Penelitian". Surabaya: Elkaf
Nazir. 1998. "Metode Penelitian"x. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bungin, Burhan. 2010. "Metodelogi Penelitian Kualitatif". Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Nopirin. 2000. "Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro edisi pertama". Yogyakarta: BPFE.
Lubis, Ibrahim. 1994. "Ekonomi Islam Suatu Pengantar". Jakarta: Kalam Mulia
Hamidi. "Metode Penelitian Kualitatif". Malang: UMM Press.
Rival Zainal, Veithzal. 2018. "Ekonomi Mikro Islam". Jakarta: PT. Cahaya Prima Sentosa.
Wibowo, Sukarno. 2013. "Ekonomi Mikro Islam". Bandung: CV PUSTAKA SETIA.
Supriyanto, Eko. 2008. "Ekonomi Mikro Perspektif Islam". Yogyakarta: Sukses Offset.
L. Pappas, James. 1995. "Ekonomi Manajerial (Edisi Keenam)". Jakarta: Binarupa Aksara.
Rosyidi, Suherman. 1996. "Pengantar Teori Ekonomi". Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Septiana, Aldiana. 2015. "Pengantar Ilmu Ekonomi: Mikroekonomi dan Makroekonomi". Bangkalan: UTMPRESS.
Putong, Iskandar. 2002. "Ekonomi Mikro dan Makro". Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soeharno. 2009. "Teori Ekonomi Mikro". Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sukirno, Sadono. 2002. "Pengantar Teori Mikroekonomi eds. 3 Cet Kel-18." Jakarta: Rajawali Pers.
Rudi Wibowo.2013.PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA, BAHAN BAKU, MESIN TERHADAP PRODUKSI INDUSTRI KECIL KONVEKSI DESA PADURENAN KECAMATAN GEBONG KABUPATEN KUDUS. Economics Development Analysis Journal.2(1) (2013).
Vindy Perdhanawati.2017.Manajemen Usaha Busana Konveksi, Modiste dan Bordir di Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo.Jurnal Penelitian Busana dan Desain.Vol(1). No(1).2017.
Erny Lindhawati.2008.Pengelolaan Usaha Konveksi di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.Jurnal Konveksi.2(1).2009.
Rahmat Ramadhan.2015. Analisis Kesiapan Industri Konveksi Kain Perca Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ivana Handoko.2011.Analisis Biaya Mutu Pada Konveksi di Solo.Yogyakarta: Unoversitas Atmajaya Yogyakarta.
Rofillah Disyah Purnama.S. 2018.Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Konveksi di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarata.Yogyakarta: Universitas Islam Yogyakarta.
Siti Marti'ah.2016. Kajian Analisis SWOT Pada Industri Konveksi Cipayung Depok. Journal of Applied Busines and Economic Vol 3. No(1) 26-34.