Pohon-pohon rindang di dalam kampus yang dulu di kenal dengan Lapangan Pancasila, sudah berubah jadi bangunan beton sementara Gelanggang Mahasiswa Yang dulu berupa bangunan sederhana sekarang berubah nama sebuah gedung berlantai tiga dengan nama Unit Student Centre. Sepintas terlihat sangat mewah. (Maklum gedung masih baru). Tetapi yang tak dapat saya fahami, saya melihat otonomi mahasiswa di kampus ini sudah tak ada lagi. Betapa tidak, gelanggang mahasiswa diawasi seorang satpam dan dikenakan jam malam. Mahasiswa harus pergi dari wahana penggodogan kreativitas itu selepas pukul 21.00.
Saya menterjemahkannya, gak boleh ada kegiatan kreatif lagi selepas pukul 21.00 dikampus. Kebijakan semacam ini sama sekali tak pernah terbayang selintas-pun pada saat saya jadi mahasiswa, tahun 80-an lalu. Justru pada saat kebebasan berkespresi masih sangat sulit di dapat. Tetapi, ketika era berubah kenapa kebijakan ini justru muncul di sebuah PTN yang seharusnya justru mampu menjadi pendorong tumbuhnya iklim kebebasan kreatfitas dan ekspresi mahasiswa. Sungguh, logika saya yang paling sederhana pun tak mampu memahami kebijakan ini. Bagaimana mungkin, daya kreasi mahasiswa dibatasi dengan jam malam ?
Dalam pemahaman saya, Gelanggang Mahasiswa atau Unit Student Centre harus mampu menjadi rumah kedua bagi mahasiswa. Kawasan ini harus bersifat 'homy' dan membuat mahasiswa kerasan berada di dalamnya. Sebab di wahana ini mahasiswa dapat berllatih hal-hal yang tak mereka dapatkan di dunia perkuliahan. Bersosialiasi dengan mahasiswa jurusan lain dan berlatih melakukan hal-hal baru di gelanggang demi bekal masa depan paska kuliah. (Masak pemikiran sangat sederhana seperti ini tak terfahami ?). Memprihatinkan.!!