Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Puisi Sedih Sederhana

4 Januari 2012   02:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:22 377 2
:( 1
Ia pernah merekam suaranya sendiri menyanyikan puisi.
“Puisi sedih sederhana” begitulah ia bersungguh-sungguh
menyanyikannya sambil berkaca-kaca, seolah-olah kaulah
yang paling berbahagia menyaksikan penyebab kesedihannya.
Lalu ia terpejam mendengarkan rekaman itu sambil mencari
notasi suara dua untuk kaunyanyikan bersamanya kelak, duet.

:( 2
Sering kulihat ia menggambar sketsa wajah sambil bercermin
seperti ingin meniru bentuk mata, hidung, dan bibirnya sendiri.
Maka jadilah sketsa seorang tua yang anggun. Ia selalu bertanya
seperti itukah wajah kau bila sedang tersenyum
sebab ia belum mempunyai foto ibunya, selembar pun.

:( 3
Ia tidak suka menonton acara televisi. Menurutnya:
yang sembilan puluh persen adalah kabar tidak baik;
sepuluh persennya sudah pasti bukan kabar tentang kau.
Ia lebih suka duduk di ruang tamu dan setia menunggu
sebab yang telah datang dan berlalu belum pernah kau.

:( 4
Ia sangat suka menyendiri mendengarkan aliran sungai
sambil membayangkan kau dan dirinya menjadi wayang:
Ia kesatria yang paling panjang umur: Bhisma;
kaulah bidadari yang tersesat di bumi itu: Dewi Gangga
tidak sedang dimain-mainkan, melainkan sedang disatukan
oleh Dalang--disimpan di kotak wayang untuk selamanya
sebab sudah tidak perlu pementasan berulang-kali
lakon sedih yang sama pada sebuah malam kelak.

sulisgingsul-lisal.blogspot.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun