Majalah Fortune Global edisi Juli 2013 merilis , PT Pertamina (Persero) berada dalam peringkat ke-122 perusahaan terbaik di dunia versi majalah Fortune 500. Ini pertama kalinya nama PT Pertamina (Persero) masuk dan terpampang dalam jajaran 500 Perusahaan Dunia Terbesar. Suatu pencapaian yang cukup membanggakan, tentunya. prestasi Pertamina berada di peringkat ke 122 versi majalah Fortune 500 tahun ini merupakan suatu kebanggaan yang luar biasa. Tak hanya bagi Pertamina sendiri, namun untuk seluruh rakyat Indonesia.
Pengumuman Peringkatan FORTUNE Global 500 adalah ajang tahunan yang dilakukan majalah Fortune sejak tahun 1955. Berawal dari daftar 500 perusahaan terbesar di AS dari berbagai sektor industri dan bisnis, pemeringkatan kini dilakukan berdasar 12 indikator. Tolak ukur utamanya adalah besaran pendapatan termasuk pendapatan anak perusahaan (consolidated gross revenue), sehingga untuk masuk dalam daftar pemeringkatan global yang prestigius ini, perusahaan disyaratkan harus telah mempublikasi laporan keuangannya. Indikator lain adalah penyertaan modal pemegang saham, kapitalisasi pasar, keuntungan, jumlah karyawan, dan sejak tahun 1990 indikator negara asal perusahaan juga dipertimbangkan dalam FORTUNE Global 500.
Perusahaan yang masuk dalam daftar ini merupakan simbol keberhasilan korporasi karena mencerminkan pengakuan dunia. Perusahaan diapresiasi sebagai kekuatan yang diperhitungkan di negaranya. Fakta menarik dari perkembangan daftar ini, telah terjadi pergeseran signifikan atas distribusi geografis dari perusahaan-perusahaan FORTUNE Global 500 pada periode 2001-2012. Jumlah perusahaan berdomisili di AS telah turun dari 215 ke 144 perusahaan. Sementara jumlah perusahaan Asia meningkat tajam dari 116 menjadi 188 perusahaan. Dengan pengakuan ini bisa menjadi titik tolak Pertamina untuk semakin mengukir prestasi di tingkat dunia. Keberhasilan pertamina tidak terlepas dari kontribusi dan peningkatan kinerja dari para pemangku kepentingan. Tak hanya di dalam koridor perseroan, namum juga pemangku kepentingan lain seperti para menteri dan pejabat pemerintahan, juga rakyat Indonesia.
Sejak tahun 1957 lalu, generasi demi generasi telah mengukir prestasi yang
tidak sedikit berkontribusi terhadap prestasi ini. Juga para pemangku
kepentingan, kementerian dan stakeholders. , Prestasi perusahaan Pertamina tak terlepas dari dukungan dan motivasi yang diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengungkapkan Karen menuturkan, ada satu pesan dari Presiden SBY yang selalu dijadikan pemacu kinerja para insan Pertamina. "Kami ingat saat Presiden berkunjung ke Pertamina. Presiden mengatakan 'do more, achieve more, dan build your legacy'." Keperdulian pemerintah terlebih Presiden mampu membuat jati diri pertamina ada, Pertamina mampu berbuat lebih karena dapat dukungan yang nyata dari pemimpin Negara ini.
PT Pertamina yang sudah berdiri sejak 56 tahun silam akhirnya berhasil mengukir namanya di ranah global. Namun semangat Pertamina tak padam diguyur pencapaian cemerlang tersebut. Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan asal Indonesia yang berhasil tercatat dalam Fortune Global 500. Berdasarkan data Fortune, Pertamina mengantongi pendapatan sebanyak USD 70,924 miliar. Sementara laba yang terkumpul senilai USD 2,761 miliar dan total aset yang dimiliki sekitar USD 40,882 miliar. Kedepanya Pertamina bertekad untuk masuk dalam daftar 100 besar perusahaan top dunia pada tahun 2025. Bahkan, pihak direksi menaikkan target agar Pertamina bisa masuk dalam rangking 50 besar.
Bentuk syukur yang dilakukan Pertamina atas prestasi tersebut ialah dengan mangadakan syukurna dan buka puasa bersama 5.000 anak yatim. Hal ini merupakan insiasi dari Menteri BUMN Dahlan Iskan. Acara yang digelar di JIEXPO Kemayoran ini dihadiri pula oleh Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II dan pejabat lainnya. Acara syukuran dan buka puasa yang diselenggarakan Pertamina di JIEXPO Kemayoran, melibatkan tujuh anak perusahaannya Pertamina, yaitu Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi, Pertamina EP Cepu, PDSI, Pertamina Gethermal Energy, Pertagas, dan Nusantara Regas.