Siang itu terik matahari menyengat kulitku yang tak seputih dan sehalus Luna Maya. Jalanan yang agak becek membuat saya agak menyingsingkan celana jeans belel ke betis, yang semirip betis Diego Armando Maradona. Kekar, berotot, dan padat berisi laiknya olahragawan. Di depan saya terlihat Mang Adang sedang memberi makan ayam-ayam peliharaannya. Saya pun terus berjalan melewati pekarangan rumah Mang Adang yang dikerubuti sekelompok Ayam itu. Tak jauh dari kerumunan mereka, sekitar setengah meter, berkumpul induk ayam sedang mengasuh putera-puterinya yang dia cintai dan sayangi.
KEMBALI KE ARTIKEL