Forma kita, di dunia maya melayang dalam bentuk akun yang beragam. Ada yang menyantumkan nama asli, bahkan tak sedikit warga yang menggantinya dengan nama yang merepresentasikan keyakinan, karakter, dan sifatnya di dunia nyata. Kita, kompasianer adalah ciptaan atau kendaraan yang sedang dikendarai oleh kita yang asli di dunia sana (maksudnya dunia nyata).
Logika saya lantas sampai pada satu akun di FB yang mendaftarkan nama saya sebagai pengguna. Saya, adalah 'ideal' yang berada dibalik akun tersebut. Sang pengendara akun di facebook. Seperti halnya manusia yang menggerakkan avatar!
Kompasiana dipenuhi Avatar2 yang kadang diinisiasi oleh ambisi pribadi, sehingga cara tak bijak seakan halal dilakukan. Korban sesama Avatar pun lantas terjadi di lingkungan Kompasiana. Mereka yang tersingkir, kecewa lantas mendeklarasikan keluar atau vakum menulis di Kompasiana. Tapi, tentunya mereka pun merindukan suasana kompasiana. Akhirnya mereka kembali lagi mengendarai Avatar yang lamanya atau membuat kembali Avatar yang baru.
Saya, yang tak memiliki tabung canggih untuk mengendarai Avatar di Kompasiana -- karena sudah tak bisa digunakan lagi -- hanya dapat memanfaatkan tabung mobile phone untuk terbang mengelilingi Kompasiana, yang kini bertengger pada posisi menjanjikan di situs trafick Alexa.
Seperti pada tulisan kali ini saya terbang mengendarai tubuh Avatar saya dengan menggunakan perangkat HP. MESKIPUN TIDAK seasyik ketika menggunakan tabung teknologis berupa laptop, akhirnya saya dapat terbang secara terbatas di situs ini dalam format mobile phone.
Saya bangga dapat berinteraksi dengan suku kompasianis yang pada cerdas-cerdas. Semua kompasianer (sebutan bagi suku kompasianis) bagi saya, baik yang dikenal maupun yang belum terkenal seperti saya, ialah saudara yang dapat menyelamatkan dunia kosmos Kompasiana dari kepunahan.
nyambung ah seratanna. Pegal jempol yeuh! Hehehe