Pak Slamet, seorang petani yang selalu optimis, duduk di meja pojok sambil menyeruput kopi hitamnya. Dia berkata, "Nah, apa kabar pemilihan umum yang akan datang? Siapa yang menurut kalian akan menang?"
Bu Tini, seorang ibu rumah tangga yang selalu berpikir kritis, menjawab, "Ah, saya belum yakin. Semua calon tampaknya punya janji-janji besar, tapi kita harus memeriksa rekam jejak mereka. Sebaiknya kita pilih yang benar-benar peduli dengan rakyat kecil."
Pak Joko, seorang pekerja konstruksi yang selalu tahu berita terbaru, ikut bicara, "Saya dengar ada calon yang memiliki pengalaman yang cukup. Mereka berbicara tentang pembangunan infrastruktur dan program kesejahteraan. Tapi apakah mereka benar-benar bisa melakukan semua itu?"
Mukidi, sang pemilik warung, yang biasanya hanya mendengarkan dengan senyum, memberi komentar, "Tentu saja, semuanya tergantung pada pilihan kita. Kita harus melihat bukan hanya janji-janji mereka tetapi juga apakah mereka benar-benar bertindak sesuai kata-kata mereka setelah terpilih."
Mereka semua setuju dengan pendapat Mukidi. Obrolan mereka tentang politik terus berlanjut, tetapi pada akhirnya, mereka tahu bahwa yang terpenting adalah memilih calon yang paling baik untuk kepentingan desa mereka. Mereka merasa beruntung memiliki tempat seperti warung Sukidi untuk berdiskusi dan mendengarkan pandangan orang lain tentang politik. Di sinilah demokrasi mereka hidup, dalam obrolan santai di warung wedangan kecil di desa mereka yang damai.
***
Solo, Minggu, 24 September 2023. 6:32 pm
Suko Waspodo