semua harapan dan impianku hancur seperti kaca pecah
aku duduk sendirian di kuburan yang diterangi cahaya bulan
jiwaku hilang dan gemetar, seakan ketakutan
aku mendengar panggilan samar dari kejauhan
aku mendongak, dan menghapus air mataku yang berkabut
cahaya bulan bersinar di balik bukit
di sana dia berdiri, menunggu
menunggu air mata berkabutku berlalu
karena cahaya bulan bersinar jauh di luar jangkauanku
di sana dia akan berdiri, menungguku
seperti bayangan kabut membawaku
sekilas harapan mencari aku
di sana, dia menjangkau aku
saat aku berdiri, dalam pelukannya
ketakutanku mencair ke tangannya
saat dia menghiburku, aku tersenyum
ingatanku tenggelam dalam harmoni
menatap mata beningnya yang penuh kasih
menenangkan jiwaku dengan ciuman tulus
keheningan yang damai menenangkan aku dalam pelukannya
dia menggenggam aku dengan pegangannya yang berharga
berharap aku tidak pergi
bisikan samar bergema di telinganya
"Aku tidak akan pernah pergi"
senyum muncul di wajahnya
genggamannya dengan sengaja menyingkirkanku
ciuman lembutnya membuatku tertidur
sementara suaranya yang lembut bernyanyi untukku
dalam tidurku aku berbisik
"Aku sangat mencintaimu"
"Jangan biarkan aku pergi"
***
Solo, Rabu, 1 Juli 2020. 9:19 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko