Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

lilin redup itu lilinku

23 April 2011   17:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:29 152 1
Jalinan pinta meragu mengais kedermawanan pejalan kaki

Sungguh ku meminta belas karna ku tak punya apa

Hanya selapis pakaian lusuh yang menempel di badan

Malam ini sungguh dingin menusuk rongga dada

Aku hanya punya sebatang korek dengan wadahnya yang usang yang ku temu di kantong celana jeans kumalku dan pecahan lilin hasil mengaisku di bak sampah

Aku coba menggesek batang korek pada sisi kasar wadahnya yang usang

*terdengar bunyi

Clash!

Nyala kecil!

*pekik aku

Ku tatap lilin itu

*aku melihatnya..

Cahaya itu membuatku tenang . . hangat

Ku tengok kiri kanan

Ternyata aku duduk sendiri di sini, di sisi trotoar dengan ditemani temaram lilin yang mulai meredup

Beberapa menit lagi (mungkin) lilinku akan mati

Beberapa menit lagi (mungkin) lilinku masih menyala

Aku tak tahu kelanjutannya . . aku hanya mampu pasrah

Apa menunggu sampai lilinku redup dan mengawali rasa kehilangan ini ?

Jika memang saatnya ya sudah atau (mungkin) aku cuma bisa menggumam

*mmm..

Malang, 13 April 2011

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun