Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Sepotong Hati yang Tertinggal

1 Maret 2013   16:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:29 167 0

Sepersikian tahun kita selalu berada dalam ruang yang sama. Mengisi waktu senggang bersama. Belajar bersama. Bermain bersama. Dan kemanapun kita selalu bersama. Mulanya kita hanya teman biasa dan kemudian beranjak menjadi sahabat. Tapi pada kenyataannya segala sesuatu itu tak diciptakan sejalan dengan pikiran. Disinilah kita dituntut untuk memaknai kata ego yang sesungguhnya. Aku tahu disinilah aku pihak yang paling salah. Bagaimanapun tidak. Bisa-bisanya aku mencintai sahabat terdekatku. Rencana indah dan harapan-harapan yang telah kita rencanakan ketika kita berbincang pada senja harus dihancurkan begitu saja karena ego ku. Tidak semudah itu, sangat menyakitkan. Lantas aku bisa apa?. Setelah semuanya menjadi cinta. Haruskah aku pergi atau bertahan disini. Jika aku pergi sama saja seperti membuang uang padahal kita membutuhkan. Namun jika aku bertahan sama saja aku membiarkan daun jatuh berguguran. Entahlah, jalan mana yang harus aku pilih. Prihal aku bahagia atau tidak, tak usah dipermasalahkan. Nyatanya tak ada yang tahu dan mau tahu prihal hatiku. Begitupun dengan engkau.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun