ANDA yang penggila kisah horor dan misteri pasti mengenal Stephen King, novelis spesialis kisah mencekam nan penuh kejutan. King merupakan novelis yang hampir semua karyanya menjadi best seller. Banyak novelnya yang juga dijadikan film. Namun tahukah Anda jika kesuksesan yang dicapai King didapatkan melalui perjuangan yang panjang dan melelahkan? King memutuskan untuk menjadi penulis semasa remaja. Karena dia menyukai bacaan berbau fantasi-horor-fiksi sains maka tema itulah yang dibuatnya. Cerpen pertama yang dia tulis berjudul Happy Stamps yang kemudian dikirimkan ke Alfred Hitchcock’s Mystery Magazine. Cerita itu dikembalikan tiga minggu kemudian beserta sebuah surat penolakan berisi ucapan basa-basi Alfred Hitchcock. King remaja kecewa, tentu saja. Dia kemudian mengambil sebuah paku dan memalu ke dinding. Dia mengambil surat penolakan dan menuliskan ‘Happy Stamps’ dan menusukkannya ke paku. Setelah mendengarkan lagu berjudul I’m ready, dia kembali menulis, dan mengirimkan ceritanya ke majalah lain. Sama seperti sebelumnya, naskahnya ditolak. Ketika King berusia 14 tahun, paku di dinding tak mampu menampung slip-slip penolakan yang ditancapkan. Dia mengambil paku yang lebih panjang, memalu ke dinding, dan kembali menulis dan menulis, tak peduli kalau paku panjang yang ditancapkan mulai dipenuhi surat penolakan berisi kalimat basa-basi untuk membesarkan hati seperti “Kisah Anda bagus, tapi bukan untuk kami. Anda punya bakat. Kirimkan cerita lagi.” Namun King tak sekedar menulis. Dia juga belajar. Sebagian surat penolakan berisi catatan kaki apa kekurangan dari naskahnya. Dia memerhatikan dan mempraktekkan anjuran yang ditulis di surat penolakan itu. King juga menyimak berbagai kisah yang diterbitkan di majalah maupun novel. Dan akhirnya sejarah tercipta. Cerita pertamanya akhirnya diterbitkan sebuah majalah fantasi horor. Dia terus menulis dan menulis (dan juga terus membaca komik, majalah, novel dan nonton film). Selain cerpen dia coba-coba menulis novel. Novel pertama yang ditulisnya berjudul Carrie, yang berkisah tentang gadis aneh, siswi sebuah SMA yang punya kemampuan telekinesis—dapat menggerakkan benda hanya dengan memikirkannya. Novel Carrie sukses besar secara komersil dan diangkat ke layar lebar berjudul sama. Sejak itu nama Stephen King menjadi jaminan untuk kisah horor yang menyentak jantung. Setelah sukses, King pernah ‘iseng’. Dia menemukan sebuah naskah yang ditulis semasa remaja yang ditolak majalah Fantasy and Science Fiction. Dia mengedit sedikit naskah itu dan mengirimkan lagi. Kali ini ceritanya diterima. “Satu hal yang kucatat, jika kau sudah meraih sedikit sukses, majalah-majalah biasanya tidak lagi menggunakan frasa ‘bukan untuk kami’,” kata King.
KEMBALI KE ARTIKEL