JIKA kontingen Indonesia mampu menjadi juara umum pada hajatan Sea Games XXV mendatang, itu akan menjadi sejarah. Jika Indonesia juara umum, SBY akan menjadi presiden pertama di era Reformasi yang mampu membawa Indonesia ke posisi paling terhormat di antara negara-negara Asia Tenggara. Sejak Orde Baru (Orba) tumbang dan Soeharto lengser keprabon, Indonesia tak pernah lagi menjadi juara umum di Sea Games. Sudah empat presiden yang menggantikan Soeharto namun belum ada yang mampu menempatkan Indonesia sebagai yang terbaik di Asia Tenggara. Bagaimana dengan era Orba? Di era Orba, Indonesia langganan juara umum. Sejak pertama kali ikut pada tahun 1977 hingga 1997, Indonesia 9 kali menjadi juara umum. Hanya dua kali Indonesia menduduki peringkat kedua setelah disalip Thailand. Indonesia mencetak quattrick (juara umum empat kali beruntun) pada penyelenggaraan Sea Games ke IX tahun 1977 di Kuala Lumpur, Sea Games X tahun 1979 di Jakarta, Sea Games XI tahun 1981 di Manila dan Sea Games XII tahun 1983 di Singapura. Ketika event dua tahunan ini digelar di Bangkok tahun 1985, untuk pertama kali Indonesia hanya menempati peringkat kedua, menggondol medali emas sebanyak 62, dan dilangkahi Thailand yang mendapat 92 medali emas. Namun ketika ajang ini digelar di Jakarta dua tahun kemudian, Indonesia kembali merebut singgasana dengan meraup 183 emas, jauh meninggalkan pesaing terdekat, Thailand yang hanya mendapat 63 emas. Gelar juara umum dipertahankan Indonesia pada tiga hajatan berturut-turut, yakni di Kuala Lumpur tahun 1989, Manila tahun 1991 dan Singapore City tahun 1993. Tahta tertinggi kembali direnggut Thailand ketika hajatan berlangsung di Chiangmai, tahun 1995 namun Indonesia kembali merebut posisi teratas ketika menjadi tuan rumah, tahun 1997. Sea Games XIX tahun 1997 ternyata merupakan catatan manis untuk yang terakhir bagi Indonesia. Karena setelah itu, Indonesia tak pernah lagi menjadi juara umum. Di era Reformasi, Indonesia menempati peringkat ketiga ketika Sea Games dilangsungkan di Bandar Seri Begawan, tahun 1999. Posisi yang sama ditempati Indonesia ketika ajang ini berlangsung di Kuala Lumpur tahun 2001 dan Hanoi tahun 2003. Prestasi terburuk Indonesia terjadi tahun 2005 ketika ajang ini dihelat di Manila. Indonesia menempati peringkat kelima setelah Filipina, Thailand, Vietnam dan Malaysia!!! Dua tahun kemudian, di Nakhon Ratchasima Thailand, Indonesia memperbaiki posisi dan menempati peringkat keempat, di bawah Thailand, Malaysia dan Vietnam!! Posisi Indonesia semakin membaik di
Vientiane Laos 2009 ketika tim Merah Putih menempati peringkat ketiga, di bawah Thailand dan Vietnam.
KEMBALI KE ARTIKEL