Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Empat Istri dalam Diri Anda

8 Oktober 2014   02:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:58 122 1
Kita masing-masing, anda dan saya (tanpa terkecuali) memiliki 4 ORANG ISTRI!! Waw?? Ah, masa iya? Bagi sebagian dari kita mungkin akan menyunggingkan senyum kecut mendengar pernyataan di atas. Bagi anda yang belum menikah mungkin akan berkata, "anda pasti bercanda. Ada-ada saja." Bagi anda yang sudah menikah mungkin akan menjawab, "Wah.. kok banyak sekali? perasaan istri saya cuma satu. Itu juga gak habis-habis". Atau sebagian lagi akan memandang saya penuh curiga, "kok anda tahu? wah...jangan-jangan anda juga tahu kalo saya punya yang ke-lima". :)

Ya, Benar. Setiap orang dalam hidupnya  memiliki paling sedikit 4 orang istri. Ini belum termasuk istri yang anda miliki berdasarkan aturan agama dan pemerintah (bagi yang sudah menikah). Jumlah empat istri ini berlaku bagi setiap orang, pria dan wanita. Istri  yang dimaksud di sini dapat pula dianalogikan sebagai suami bagi para wanita.

Siapa saja keempat istri yang dimiliki oleh setiap orang itu? Anda akan menemukan jawabannya nanti. Mereka sebenarnya sangat dekat dengan kita. Kita bahkan sebenarnya sangat merasakan kehadiran mereka. Kita hanya tidak sadar bahwa kita terlalu menyayangi  beberapa, atau bahkan semua istri yang kita miliki itu. Ada juga yang mungkin tidak menyayangi keempatnya.   Untuk mengantarkannya ke sana saya akan membagikan sebuah cerita untuk  anda yang akan mengiring anda menuju keempat istri yang anda miliki. Cerita ini saya ambil dari khotbah yang saya dengar beberapa minggu lalu yang mungkin anda juga pernah mendengarnya. Saya akan mencoba menceritakannya kembali. Begini ceritanya:

Alkisah, hiduplah seorang raja yang sangat termasyur dan memiliki kekayaan yang sangat berlimpah. Sang raja sedang sakit sekarat dan ia merasa sangat sedih karena mungkin waktunya tak akan lama lagi. Raja memiliki empat orang istri. Dalam lamunan raja ia berfikir, 'saat ini aku memiliki empat orang istri, tapi saat aku pergi nanti aku akan seorang diri saja."

Raja lalu memanggil istrinya yang keempat. Istri Raja yang keempat adalah istri yang sangat disayangi oleh Raja. Segala permintaan sang istri yang keempat tidak pernah satu pun yang ditolak oleh Raja. Ia selalu memberi yang terbaik bagi istri keempatnya, mulai dari pakaian, perhiasan, hingga segala kemewahan bagi kehidupan istri yang keempat. Lalu Raja berkata kepada istri keempatnya,

"Dari semua yang kumuliki di dunia ini, engkaulah yang paling berharga. Aku sangat mencintaimu dan memberikan apapun yang kau mau. Pakaian yang paling indah, perhiasan yang mewah telah kupersembahkan hanya untukmu. Kini aku sakit, akankah kau tetap berada di sampingku, menemani, serta ikut bersamaku?"

Tanpa berfikir panjang istri keempat menjawab, "TIDAK AKAN!" Istri yang keempat itu lalu pergi meninggalkan raja tanpa sepatah kata pun.  Mendengar jawaban dari istrinya yang keempat hati raja pun bersedih.

Raja lalu memanggil istrinya yang ketiga, katanya,

"Seluruh jiwaku sangat memuji dan mengagungkan dirimu. Kini aku sekarat, akankah kau tetap berada di sampingku, menemani, serta ikut bersamaku?"

Istri ketiga menjawab, "TIDAK! Hidupku masih panjang dan sangat indah! Saat kau meninggal nanti, aku pun akan menikah lagi". Ia lalu melangkahkan kakinya dan meninggalkan sang raja.

Hati raja kelu mendengar jawaban istrinya yang ketiga. Ia merasa dikecewakan oleh istri yang selama ini paling dikaguminya.

Raja kemudian memanggil istrinya yang kedua. Raja berkata,

"Selama ini, kau selalu ada saat aku membutuhkanmu. Kau juga selalu menuruti keinginanku. Kini aku sekarat, akankah kau tetap berada di sampingku, menemani, serta ikut bersamaku?"

Setelah berfikir sejenak, istri kedua berkata, "Maaf, untuk kali ini aku tidak bisa memenuhi permintaanmu. Yang bisa aku lakukan hanyalah sampai mengantarkanmu hingga ke pemakamanmu."

Sekali lagi raja merasakan jawaban yang sangat menyayat hatinya. Jawaban istri keduanya terasa seperti pedang yang menghunus tajam di hati sang raja. Belum hilang perih yang dirasakan sang raja atas jawaban isteri keduanya, tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras berkata:

"Aku akan pergi bersamamu dan ikut kemanapun kau pergi."

Raja menoleh melihat ke sekelilingnya untuk mencari sumber suara yang baru saja didengarnya. Suara itu terasa tidak asing bagi sang raja. Setelah mencari beberapa saat, Raja akhirnya menemukan sosok yang berkata kepadanya itu. Tampaklah di depan matanya sosok istri pertamanya yang tampak sangat renta. Tubuhnya kurus dan tidak terawat. Ia keliatan seperti wanita yang kurang gizi.

Raja pun teringat akan perlakuannya kepada istri pertamanya selama ini. Raja baru menyadari bahwa ia telah sangat lama menelantarkan dan melalaikan kewajibannya untuk merawat istri pertamanya.

Dengan penuh penyesalan raja berkata kepada istri pertamanya,

"Seharusnya aku lebih memperhatikanmu saat aku masih punya banyak kesempatan."




Itulah kisah raja dan keempat istrinya yang akan mengantarkan kita untuk berkenalan dengan keempat istri yang masing-masing kita miliki. Cerita tersebut mungkin telah mengalami reduksi dari versi  yang saya dan atau anda pernah dengar. Atau mungkin anda bahkan baru mendengarnya. Pada pokoknya, Jiwa dari cerita inilah yang ingin saya bagikan.

Kini, saatnya kita  berkenalan dengan keempat istri yang masing-masing kita miliki:

"Istri keempat" kita itulah tubuh kita yang ragawi. Kita mencurahkan begitu banyak waktu dan upaya untuk membuatnya tampak indah dan menarik. Akan tetapi, seindah apapun kita membentuknya, ia akan tetap meninggalkan kita saat kita meninggal dunia nanti.

"Istri ketiga" kita ialah harta, kekayaan, serta ambisi yang kita milik saat kita hidup di dunia. Saat kita meninggal nanti, tidak akan ada satupun yang tersisa bagi kita. Bukan hanya tak ada yang kita bawa,  semuanya itu bahkan akan berpindah ke tangan orang lain.

"Istri kedua" kita merupakan keluarga dan sahabat-sahabat kita. Sebesar apapun rasa cinta dan sayang kita kepada mereka ataupun sebaliknya, tetap saja, mereka hanya bisa menemani dan mengiringi kita hingga ke pemakaman kita.

"Istri pertama" kita, Inilah JIWA, ROH, DAN IMAN kita yang sering kali kita abaikan, karena kita terlalu sibuk memperhatikan istri kita yang "keempat", yaitu tubuh kita. Kita juga terlalu berlebihan dalam mencari dan menjaga istri kita yang "ketiga", yaitu harta, kududukan, serta ambisi-ambisi kita. Padahal, jiwa, roh, dan iman kita inilah satu-satunya yang akan terus mengikuti kita kemanapun kita pergi. Ia selalu bersama kita meski kita sudah tidak ada lagi di dunia yang penuh kemewahan, kekayaan, dan kenikmatan duniawi ini. Perhatian yang kita berikan kepada Jiwa,roh, dan iman kita  sering kali adalah yang paling sedikit diantara keempat "isteri" yang kita miliki. Pada akhirnya, kita kemudian menemukan bahwa jiwa, roh, dan iman kita menjadi sangat lemah. Kita justru baru menyadarinya saat usia kita sudah senja dan kita tidak memiliki asa lagi dalam menjalani kehidupan ini. Saat itu, kita sudah tidak punya waktu dan kesempatan lagi untuk memperbaiki jiwa, roh, dan iman kita yang ikut bersama-sama dengan kita dalam keabadian.

Kini kita sudah mengenal keempat istri dalam diri kita.

Jadi, ISTRI YANG MANAKAH YANG PALING ANDA PERHATIKAN SELAMA INI?

Salam hangat saya untuk keempat (atau lebih) istri anda..... ;)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun