.
Opini Logika Sensi: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
.
Kalau misal ada Bapak namanya Tuhan, dan Tuhan punya 6 orang anak, dan mereka diberi nama:
Kepercayaan ; Hindu ; Buddha ; Katolik ; Kristen ; Islam, lalu ke 6 anakNya tersebut mempunyai anak-anak juga, “misalnya”:
.
KEPERCAYAAN memiliki anak:
Jolelono Lono ; Tardjo Binangun ; Teng Sing Hie ; Adhyatmo ; Murti ; Marwah ; Ki Ageng ; Abimanyu ; .....
.
HINDU memiliki anak:
Pande Putu ; Kuncoro ; Suro Dimojo ; I Ketut Gede Warse ; Darmini ; Tanuri Kamis ; ....
.
BUDDHA memiliki anak:
Suanto Husada ; Suharyo Kusuma ; Go Su Meng ; Muchtar Suhardi ; Lindaningsih ; Kwik Kian Gie ; ....
.
KATOLIK memiliki anak:
Ratna Mursini ; Albert Cahyanto ; Julita ; Alijan ; Mariana ; Johanna ; Sugiharto Wicaksono ; ...
.
KRISTEN memiliki anak:
Welliam ; Jason Liong ; Hardjindro ; Paulus Tarsus ; Nely SKK ; Elen Soegi ; Riana ; Hilda ; ....
.
ISLAM memiliki anak:
Zagita Arca ; Nugroho Iman Santoso ; Muhammad Isbandy ; Asmaniar Asnif ; Rullie Setiawan; Agus Jumadi ; Ahmad Sofian ; Afiza Lubis Butet ; Awi Zhang ; Kiagus Antonius ; Castra Sukandar ; .....
.
“ANDAI” . . . . . , anak ISLAM berantem dengan anak KRISTEN, anak KATOLIK berantem dengan anak KRISTEN, anak BUDDHA berantem dengan anak HINDU, anak KEPERCAYAAN berantem dengan anak ISLAM, anak ISLAM berantem dengan saudaranya sendiri, anak KATOLIK berantem dengan saudaranya sendiri, dan seterusnya semua saling silang dengan berbagai kemungkinan dengan anak siapa mereka berantem, SIAPA YANG PALING BERSALAH?
.
Apakah yang bersalah ...
TUHAN?
KEPERCAYAAN?
HINDU?
BUDDHA?
KATOLIK?
KRISTEN?
ISLAM?
Menurut saya, yang paling bersalah adalah ke 6 anak TUHAN itu, karena itulah bukti bahwa mereka tidak bisa mendidik anak-anaknya sendiri.
.
Betul ada yang mengatakan isi atau cara pengajaran adalah salah satu tolok ukur, justru itulah kenapa tidak mencermati lagi kurikulumnya? Apakah betul kurikulum yang ditulis oleh semua anak Tuhan itu sesuai dengan petunjuk Tuhan yang memang adalah satu-satunya Bapak dari ke 6 anakNya tersebut? Apa mungkin Bapak ke 6 anak tidak menginginkan anak-anakNya baik semua, cucu-cucuNya sukses semua, rukun semua, bahagia semua? RENUNGKANLAH ....
.
Sekarang, ketika Tuhan sudah tidak ikut cawe-cawe lagi, sudah tidak memberi wejangan-wejangan lagi kepada ke 6 anakNya, kenapa tidak mengingat satu kata kunci keseragaman yang pernah diutarakan oleh Tuhan untuk 6 anakNya? Bukankah Tuhan mengutamakan KASIH? Dan itulah kata kunci yang seharusnya digunakan oleh ke 6 anakNya untuk mengoreksi kurikulum ajarannya masing-masing apakah ada yang keluar dari KASIH? Bukankah dalil KASIH itu yang memungkinkan keiginan TUHAN terlaksana yang justru demi kenyamanan semua manusia?
.
Jadi apakah tidak malu mengatakan paling baik kurikulumnya kalau menghasilkan lebih banyak anak didiknya yang berantem apalagi saling cakar-cakaran sesama saudara kandung seimannya? Sisirlah semua kurikulum kalian, karena memang kalian masing-masinglah yang pada awalnya menuliskan kurikulum kalian masing-masing itu. Kalau kalian anggap kurikulum itu murni seratus persen dari Tuhan, apakah mungkin kurikulumnya jadi berlainan? Atau karena sudah tahu Tuhan tidak mau ditanya lagi, maka kalian mengatasnamakan kurikulum itu hasil karya Tuhan? Apakah itu tidak kebangetan? Apakah bermaksud berlindung dibalik nama Tuhan untuk semua kurikulum yang walaupun itu berpotensi menimbulkan pertikaian?