Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

The Doctor Valentino Rossi

10 November 2015   20:07 Diperbarui: 12 November 2015   10:49 1516 3
.
“RENCANA TUHAN vs The Doctor VALENTINO ROSSI”

Opini Ngasal: (SPMC) Suhindro Wibisono

Saya termasuk salah satu yang suka pembalap The Doctor VALENTINO ROSSI sejak yang bersangkutan merajai MotoGP, itu dikisaran tahun 2002. Karena mendapat hukuman Race Direction atas insiden 'drama dupak' pada Marc Marquez di sirkuit Sepang - Malaysia,  Rossi mendapat nilai penalti 3 dan karena sebelumnya Rossi sudah pernah dapat nilai penalti 1, maka nilai akumulasi penaltinya menjadi 4 dan itu maknanya pada balapan berikutnya harus start paling buncit, itulah kenapa di Sirkuit Ricardo Tormo dalam Grand Prix Valencia pada Minggu, 8 Nopember 2015 dimana babak terakhir serial MotoGP 2015 berlangsung Rossi start pada posisi 26. Selamat walau akhirnya harus menjadi juara 2 untuk periode balap MotoGP 2015 ini, dan juaranya adalah Jorge Lorenzo yang juga adalah dari team yang sama dengan Rossi yaitu: Movistar Yamaha MotoGP.

Saya ingin menyoroti gonjang-ganjingnya setelah waktu itu mendapat sanksi ketika menjatuhkan Marc Marquez di Malaysia, utamanya atas pemberitaan-pemberitaan yang ada. Ketika ada petisi yang mendapat dukugan lebih 500 ribu meminta hukuman untuk start paling akhir dibatalkan, juga adanya banyak yang menuduh Marc Marquez “diving”seperti julukan para pemain bola yang mengharap lawan mendapat sanksi, ada juga yang mengatakan bahwa Rossi di provokasi terlebih dahulu oleh Marquez, dan macam-macam lagi serupa itu.

Itulah suara-suara gambaran cinta yang membuta, konflik kepentingan kalau didalam hukum, mustahil mereka-mereka yang mengidolakan segala sesuatu dapat menghakimi dengan adil. Saya memang mengidolakan Rossi, tapi untuk kasus “drama dupak” menurut istilah saya, syukur petisi untuk Rossi tidak dikabulkan. Saya melihat tayangan ulangnya ketika kaki Rossi mendupak Marquez dan itu sungguh tidak etis dalam olahraga yang pastinya juga menjunjung spirit kejujuran. Tapi begitulah kenyataan banyak manusia, ketika heboh “tangan tuhan” Maradona pada 22 Juni 1986, sungguh akan lebih hebat andai Maradona sendiri yang waktu kejadian mengakui adanya handsball, bukan mengakuinya 5 tahun kemudian.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun