Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Dompu Dapat Apa?

7 Februari 2022   14:58 Diperbarui: 7 Februari 2022   21:04 390 2
Saat Lombok dijejali dengan berbagai even kelas dunia seperti motoGP dan WSBK hingga L 'etape Tour D France L dan sebagainya. Kemudian Kabupaten Sumbawa juga mendapat "jatah" tempat penyelenggaraan MXGP.

Lalu, kita bertanya Dompu dapat apa?

Pertanyaan tersebut muncul akibat realitas terjadi ketimpangan dan ketidak seimbangan antara P. Lombok dan P. Sumbawa secara umum atau lebih khusus Dompu dengan daerah lainnya.

Lalu, secara subtansi pertanyaan itu bicara tentang  pemerataan dan soal keadilan. Sehingga menghilangkan kesan, ada yang diperhatikan dan ada yang tidak diperhatikan. Ada yang dianak emaskan dan ada yang di anak tirikan.

Bicara Dompu. Dompu sudah punya objek wisata kelas Dunia-namanya Lakey. Mungkin sebelum Mandalika ada, Lakey sudah ada- bahkan lebih dahulu dikenal dunia.

Tapi hingga saat ini, belum mendapat perhatian serius dari pemerintah baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Terlebih Pemerintah Propinsi padahal Lakey masuk dalam kawasan strategis propinsi.

Keinginan kita, Lakey bisa diperhatikan dan dikembangkan sebagaimana Mandalika.

Salah satunya dengan mengadakan even kelas dunia seperti surfing-yang selama ini sering digaungkan oleh para atlit, pecinta dan masyarakat. Karena kita tahu, ombak Lakey menjadi salah satu ombak terbaik dunia.

Sayangnya, Lakey terbengkalai dan tidak terurus hingga kondisinya parah akibat hantaman banjir bandang beberapa waktu lalu.

Selain itu, Dompu juga punya objek atau tempat yang dapat dijadikan pagelaran even kelas dunia lainnya.

Dompu memiliki Teluk Saleh, Satonda, padang Savana Doro Ncanga dan Gunung Tambora yang bisa untuk penyelenggaraan Tri Atlon, Balap Sepeda Tour D" Tambora, Motor Cross atau balapan mobil Extrem-E.

Bahkan bisa menyelenggarakan Pacuan Kuda tingkat nasional atau internasional sebagaimana yang diwacanakan Bang Zul-sapaan akrab Gubernur NTB.

Nah, pertanyannya untuk mendorong itu semua apakah kita harus blokir jalan atau dengan menolak kedatangan Bang Zul ke Dompu? Tentu bukan dengan cara demikian.

Yang harus di lakukan oleh kita-Pemerintah Daerah adalah pertama, membangun komunikasi dengan para pihak. Ya, dengan pemerintah provinsi, pemerintah pusat dan investor atau Even Organizer. Karena even diatas adalah sebagian besar ajang bisnis, maka basis komunikasinya adalah trust (kepercayaan).

Kedua, menyiapkan regulasi-peraturan daerah yang secara hukum mendukung penyelenggaran even-even diatas. Mislanya, peraturan daerah tentang jaminan keamanan berinvestasi agar ada jaminan hukum bagi investor yang mau berinvestasi.

Ketiga, menyiapkan lahan, infrastruktur sarana dan prasarananya termasuk menyiapkan masyarakatnya.

Harus disadari, kita memiliki keterbataasan akses dan jangkauan, keterbatasan fasilitas layanan publik untuk transportasi dan akomodasi.

Lombok Tengah saja dalam persiapan menyambut MotoGP pada bulan Maret mendatang kekuarangan puluhan ribu kamar hotel.

Pertanyaan, jika even kelas dunia di Dompu diselenggarakan. Mampukah kita menyiapkan itu?

Yang juga tidak kalah pentingnya adalah jaminan keamanan dan ketertiban (Kabtibmas). Karena orang mau datang menyelenggarakan dan mengikuti kejuaraan, tentu ingin kenyamanan dan keamanan.

Maka tindak kriminal dan aksi blokir jalan yang marak terjadi harusnya tidak boleh dilakukan. Karena bicara investasi adalah sekali lagi bicara kemanan dan ketertiban.

Hal-hal diatas menjadi tantangan tersendiri bagi kita-sebuah daerah kecil yang berada ditengah-tengah antara Sumbawa dan Bima.

Meski demikian, tantangan itu semua bisa menjadi kekuatan asal ada kemauan. Bak kata pepatah " dimana ada kemauan, disitu ada jalan". Makanya, sekarang disiapkan dan mulai.

Kegiatan-kegiatan yang sifatnya kelas dunia seperti disebutkan diatas, kita bisa mulai dengan even tingkat regional NTB. Ini sebagai ajang uji coba untuk mempersiapkan even tingkat nasional atau bahkan dunia.

Dengan banyaknya even didaerah, selain sebagai ajang promosi wisata. Juga akan menumbuhkan ekonomi masyarakat yang pada akhirnya kita bisa merasakan kesejahateraan.

Selain itu, dengan even-even yang terelenggara dan banyaknya orang luar yang datang di daerah ini. Kita bisa melakukan menata dan merubah dibanyak hal. Mulai menata infrastruktur jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya.

Saya masih ingat, saat Presiden datang Ke Doro Ncanga hadiri Festival Tambora Menyapa Dunia dan diwaktu lain menghadiri peresmian Dam Tanju-jika tidak keliru.

Seluruh infrastruktur, jalan diperbaiki saat itu. Cabang atau Bundaran Manggelewa ditata, dibuat dan disulap menjadi lebih indah demi menyambut kedatangan Presiden yang hanya hitungan menit. Luar biasa bukan?!

Dan yang terpenting dari terselenggaranya even-even di daerah bisa menata dan merubah pola pikir (mindset) kita yang selama ini "terkungkung" dalam jebakan primordialisme-hanya berpikir lokal dan sempit menjadi berpikir luas dan global.

Langkah selanjutnya, itu dimulai dengan langkah pertama. Pertanyaanya, kita mau memulai langkah pertama atau tidak. Kalau tidak, jangan berharap Dompu dapat apa?!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun