Hari ini, Minggu (17/2/2013), di Jakarta berlangsung Rapimnas Partai Demokrat, menyusul pengambil-alihan wewenang Ketua Umum Partai Anas Urbaningrum oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat (8/2/2013) lalu.
Banyak spekulasi bermunculan dari sejumlah pengamat politik, tentang berbagai kemungkinan yang bakal terjadi di Arena Rapimnas Partai Demokrat hari ini, karena Rapimnas itu dikait-kaitkan dengan “Adu Pengaruh” antara SBY sebagai pemegang Citra Kepemimpin Nasional “versus” Anas Urbaningrum (Anak Muda Cerdas, Low Profile), yang memiliki pengalaman memimpin organisasi besar (HMI) seluruh Indonesia.
Pengambil-alihan seluruh wewenang Anas Urbaningrum dari jabatan Ketua Umum, dilakukan oleh Majelis Tinggi Partai yang diketuai SBY, dengan alasan sebagai upaya penyelamatan partai menyusul merosotnya elektabilitas Partai Demokrat (PD) dari 21% di tahun 2009 menjadi tinggal 8,3 % (akhir th.2012).
Sebagian kader PD yang reaksioner, menuding Anas Urbaningrum sebagai penyebab merosotnya elektabilitas PD, karena dugaan keterlibatannya dalam kasus korupsi proyek Hambalang yang sedang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mengundang polemik di masyarakat.
Dari para kader reaktif inilah SBY mendapat masukan dan desakan, agar seluruh kewenangan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum segera diambil-alih, demi penyelamatan partai yang elektabilitasnya terus merosot. Dari desakan itu, langkah pengambil-alihan wewenang Anas pun dilakukan (8/2/2013), yang kemudian disusul dengan pemanggilan 33 pengurus DPD Partai Demokrat ke Puri Cikeas oleh SBY, untuk menandatangani Pakta Integritas (10/2/2013).
Hari ini, Minggu (17/2/2013), kebijakan emergency yang dilakukan oleh Majelis Tinggi PD terhadap kewenangan Ketua Umum Anas Urbaningrum “Dipertaruhkan” di Arena Rapimnas Partai Demokrat, di Jakarta.
Dipertaruhkan, karena di Arena Rapimnas juga hadir para kader PD yang konsisten dan tunduk pada konstitusi (AD/ART), sekaligus masih loyal pada Kepemimpinan Ketua Umum Anas Urbaningrum.
Banyak perhatian tertuju ke Arena Rapimnas Partai Demokrat, di Jakarta, karena polemik internal partai penguasa ini sudah terlanjur menyebar menjadi wacana publik.
Terakhir beredar kabar, Rapimnas yang semula bertjuan untuk konsolidasi partai, akan digiring menjadi arena penggusuran Anas Urbaningrum dari kursi Ketua Umum Partai.
Hari Jumat malam (15/2/2013) lalu, beredar berita tentang Ancaman Walkout meninggalkan Arena Rapimnas, dari sejumlah Pengurus DPC Partai Demokrat yang masih loyal pada kepemimpinan Anas Urbaningrum dan tunduk pada konstitusi (AD/ART) partai.
Para kader loyalis Anas Urbaningrum, menyatakan setiap upaya pelengseran Anas Urbaningrum adalah inskonstitusional dan bertentangan dengan AD/ART. Karena itu, mereka akan menolak dan melawan setiap upaya pelengseran Ketua Umum Anas Urbaningrum, yang lahir secara sah dari hasil Kongres Luar Biasa (KLB) di bandung.
Diperkirakan, suasana akan memanas diawal-awal sidang, ketika faksi-faksi peserta rapat mulai menyusun “Tata-Tertib Sidang” dan perebutan “Palu Pimpinan Sidang”, karena pemegang “Palu Pimpinan Sidang”, mampu menguasai sekaligus mengendalikan jalannya sidang.
Anas Urbaningrum, yang memiliki pengalaman berorganisasi akan diuji kepiawaiannya dalam Forum Rapimnas Partai Demokrat hari Minggu ini.
Yang menjadi pertanyaan, apakah kewibawaan SBY yang Ketua Dewan Pembina Partai sekaligus Presiden RI mampu mempengaruhi kepiawaian berorganisasi Anas Urbaningrum?
Kita tunggu perkembangan menarik dari Pertarungan antara anak muda low profile, ANAS URBANINGRUM versus Pemegang Citra Kepemimpinan Nasional, SUSILO BAMBANG YUDHOYONO, di Arena Rapimnas Partai Demokrat, yang sedang berlangsung di Jakarta, saat ini.