Cing Ato
#Sarapanpagidenganmenulis
Sabtu, 12 Agustus 2023. Penulis mendapatkan jadual operasi di rumah sakit Islam Sukapura Jakarta Utara. Tahun 2021 penulis pernah dioperasi. Namun, baru tiga hari jahitan jebol, diakibatkan oleh batuk. Kebetulan pada saat itu bulan Ramadan dan penulis melakukan puasa. Sehingga ketika tenggorokan terasa gatal tidak bisa minum, batuk tidak bisa ditahan. Karena hembusan terlalu kencang, benang jahitan pun putus semua.
Ketika waktu kontrol dokter pun kaget, lalu dokter mencabut semua benang jahitan. Dokter bilang ingin merujuk ke RSCM, penulis menolaknya dengan alasan mencoba untuk menunggu, siapa tahu akan tertutup dengan sendirinya. Setelah hampir dua tahun memang tertutup. Namun, masih meninggalkan lubang kecil. Walaupun kecil tetap saja mengganggu.
Tahun ini mencoba kembali ke rumah sakit pekerja. Namun, dokter rumah sakit pekerja merujuk kembali ke rumah sakit Islam. Akhirnya, penulis kembali lagi ke dokter yang pertama nanganin. Dokter langsung setuju untuk dioperasi.
Operasi harus tunggu kabar mengingat pasien yang ingin dioperasi banyak, jadi tinggal tunggu pihak rumah sakit menginformasikan penulis. Sekitar satu bulan menunggu ada informasi dari seorang suster bahwa penulis dijadualkan Minggu ini. Suster pun mendaftarkan ke bagian ruang rawat inap. Dan penulis dipinta tunggu kabar dari bagian ruang rawat inap.
Sementara anak tertua beserta istri dan anaknya hendak pindah dari Palembang ke rumah penulis dengan waktu bersamaan dengan waktu operasi penulis. Dalam hati berpikir "Waktunya bersamaan, bagaimana solusinya ya?" Di saat sedang kebingungan, tiba-tiba ada chatt dari suster bahwa operasi diundur, karena dokternya sedang ada pertemuan dadakan di Universitas Indonesia. "Alhamdulillah," ucap penulis.
Penulis dan istri bisa menyambut kedatangan anak dan istrinya serta cucu pertama penulis. Maklum cucu pertama pasti kangen untuk diajak bercanda. Biasanya di rumah sepi, kedatangan cucu pasti ramai.
Pekan berikutnya penulis dihubungi lagi oleh pihak rumah sakit untuk melakukan operasi. Dalam hati "Mudah-mudahan tidak ada kendala."
Jum'at, 11 Agustus bakda Ashar penulis dan istri berangkat ke rumah sakit diantar oleh besan (Mertua putra penulis). Sementara putra pertama sedang bekerja. Sebenarnya beliau ingin minta izin ke kantor untuk mengantarkan penulis, tetapi oleh uminya dipinta untuk terus bekerja, mengingat penulis sudah ada yang mengantar.
Penulis pun meluncur ke rumah sakit. Alhamdulillah, perjalanan lancar tak butuh bermacet ria. Biasanya jam pulang kerja di sekitar jalan menuju rumah sakit kendaraan merayap dan tersendat-sendat. Bahkan, terkadang macet total. Karena di sepanjang jalan Tipar Cakung ada beberapa titik kemacetan.
Penulis sering mengatakan kepada supir ketika kita berada di jalan"Itulah realita di jalan, ada kalanya lancar dan ada kalanya macet. Begitu juga dengan hidup yang kita jalani. Ada kalanya lancar usaha kita dan ada kalanya sulit usaha kita. Maka itu, kita nikmati saja sambil melakukan yang kita bisa untuk melupakan semua itu."
Sampailah penulis di rumah sakit. Penulis langsung ke bagian pendaftaran rawat inap, selanjutnya penulis dihantar menuju ruang inap. Bermalamlah penulis di ruangan yang hanya ditempati oleh dua orang pasien. Sepertinya penulis tidak menempati ruang kelas satu. Mungkin, karena ruangan kelas satu penuh, jadi penulis di tempatkan pada kelas yang lain. Tetapi enak si, sebenarnya penulis tidak mempermasalahkan. Bagi penulis yang terpenting ada ruangan untuk penulis istirahat guna mempersiapkan sebelum dan sesudah operasi.
Sabtu, 12 Agustus 2023 pukul 11.00 wib, penulis memasuki ruang operasi. Penulis lihat banyak pasien yang sedang melakukan operasi, terlihat dengan banyaknya keluarga pasien yang menunggu di depan ruang operasi. Penulis langsung dimasukkan ke ruang operasi. Para petugas operasi langsung menyiapkan apa yang seharusnya disiapkan untuk pelaksanaan operasi.
Penulis sudah berada di bawah puluhan lampu yang menyinari sebagian tubuh. Penulis sedang menunggu pembiusan yang langsung diletakkan di hidung. Tapi, kali ini tidak. Tiba-tiba wajah penulis ditutup, sementara penulis masih kondisi sadar. Dalam pikiran penulis"Loh, kok tidak dibius." Seperti operasi yang pertama dahulu. Penulis ingin bertanya kepada dokter, tetapi penulis urungkan.
Penulis mendengar percakapan di antara beberapa dokter.
"Tidak dibius total?" Tanya dokter poli
"Tidak, karena tensinya agak tinggi," jawab tim bedah
"Oh, itu alasannya, kenapa saya tidak dibius total,"ucap penulis dalam hati.
Sebenarnya penulis senang tidak dibius total, karena kalau dibius total tidak akan sadarkan diri cukup lama. Penulis khawatir kalau tidak sadar-sadar, bisa wasallam....
Dokter bedah pun menyuntikkan tiga kali jarum suntik di samping bagian yang berlubang.
"Maaf Pak, sedikit sakit. Tahan ya!" Ucap dokter bedah sambil meminta penulis menahan.
Penulis merasakan sakitnya ketika jarum-jarum suntikan ditusukkan. Badan penulis sedikit bergoyang menahan sakit. Penulis pun mengucapkan kalimat-kalimat zikir walau terkadang lupa, karena penulis hanyut dan fokus merasakan jarum-jarum jahit yang sedang mengobras kulit leher.
Penulis bisa merasakan jahitan-jahitan yang dihujamkan dokter bedah.
"Sakit tidak Pak?" Tanya dokter bedah.
"Sakit, tapi masih saya bisa tahan, " Jawab penulis
"Sedikit lagi ya, Pak."
"Iya, tidak apa-apa saya masih bisa tahan."
"Mohon maaf ya, jika pelayanan kami kurang memuaskan," ucap salah satu tim bedah.
"Tidak apa-apa, saya yang seharusnya berterima kasih."
Operasi selesai, untuk memastikan rapat atau tidaknya jahitan, dokter meminta penulis untuk bicara, batuk, dan mendehem. Setelah dinyatakan tidak ada hembusan angin, penulis langsung dibawa keluar ruangan operasi.
Penulis diinapkan sebentar di ruang khusus, tidak berapa lama petugas ruang inap membawa penulis kembali ke tempat semula.
Sesampainya di tempat ruang inap, penulis bertanya kepada suster boleh tidaknya meminum air. Maklum sejak pukul 03.00 wib penulis harus puasa sampai menjelang operasi. Suster membolehkan, penulis langsung minum sedikit demi sedikit.
Sekitar pukul 18.00 wib. Diberikan makan sore dengan segelas susu kedelai. Penulis pikir mana kenyang. Sudahlah sekitar pukul 20.00 wib penulis minta dibelikan bubur ayam.
Minggu, 13 Agustus 2023, sekitar pukul 08.30 wib dokter poli datang melihat kondisi penulis. Sementara penulis sedang duduk di kursi roda dekat jendela sambil sesekali melihat pemandangan di luar. Dan juga dibarengi menulis tulisan yang Anda baca.
"Bagaimana Pak, ada keluhan?" Tanya dokter
"Tidak, Dok," jawab penulis.
"Ya, sudah hari ini pulang."
"Iya, Dok. Terima kasih."
"Nanti, hari kamis kontrol."
"Baik, Dok. Oh, iya Dok saya minta dibuatkan surat keterangan untuk hari Jum'at saja untuk bukti bahwa saya ke rumah sakit."
"Ok,...."
Dokter meninggalkan ruang, sementara penulis merapikan segala peralatan yang di bawah keluarga. Tinggal tunggu istri dan anak menjemput. Pulang deh ...
Semoga jahitan tidak jebol lagi ya, Allah. Aamiin
RS Islam Sukapura, 13 Agustus 2023