Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Bukan Keladi

29 Januari 2023   14:45 Diperbarui: 29 Januari 2023   14:55 65 1
Usia sudah tak lagi muda, gelagat minggat minggat seakan tunas baru. Kerutan berlipat di muka, dan banyak tempat. Skincare 800 ribu lebih, itu teringan. "Tak mau tak mau tak mau tua tak mau mati!" Lengkingnya di siang bolong.
   Khalayak muak, jijik tak bertepi. Keladi sejati harus tahan, tahan banting, meski sudah sinting dari semua cercaan, hujatan, walaupun semua itu fakta adanya. Menyusuri dunia maya yang sulit untuk menaruh percaya pada personal.
   Tebar sensasi sok ngartis sana sini, pesona tua yang sudah sangat pudar, tak gusar, mungkin hanya dunia maya hidup sesungguh dan seutuh baginya. Tebar lagi sensasi sana sini, privasi tak ada lagi. Sakit jiwa menggerogoti. Malu, terbungkus rapi dengan selimut kitab suci.
   Keladi titanium punya pesona. Keladi manusia? Bangkai yang harus dikremasi! Alih-alih kata "masih muda." Fakta lain lagi ketika berkata, wujud tak berwujud, terbengkalai tak karuan.
   Slogan tinggallah slogan di selokan. Bergaya sana-sini, kedok 'sakit mental' terjual ribuan eksemplar lebih. Ckrek! Share, bumbui caption 'sok iye', ketika ditanya "ke mana setelah mati?" Cemberut, kemudian bikin status sampai bejibun titik-titik, pedagang bukan, pebisnis bukan, au dah apaan, keladi juga bukan.
   Tak lama berselang tembok dicorat-coret, alasannya "seni." Seni kepala kau! Coretannya tertulis, "orang muda gini dibilang tua! Situ enggak punya mata ya!? Asli ini bukan keladi, juga bukan orang tua, yee!"
   Bikin status lagi ah, tapi apa lagi yah, sensasinya, atau bikin QnA kayak artis artis kali ya, hehe, wkwk, wokwok, haha.

   ~Tetaplah waras di tengah badai sat set baco*!
   *
   Alumngap, Sabtu 28 Jan 2023, 19:07, halub







KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun