"Akhirnya aku tahu mengapa banyak lelaki yang mundur begitu saja dan tak akan pernah lagi menyapamu, meski hanya satu kata." Aruna tak menatap Palbati yang sibuk dengan hpnya, lalu mendongak ke arah temannya.
  "Yang penting aku sudah janji, kenapa sih? Kamu kok bukannya ngedukung aku, kamu teman aku bukan sih Run?"
  "He'h. Bati. Kamu enggak banyak belajar ya? Janji tetap janji. Jangan sekali-kali merusak kesepakatan yang sudah dibuat, jangan pernah meremehkan berbagai unsur yang mencederai janji itu, sedikit pun. Jangan pernah merasa lebih baik, kamu itu harus, sangat harus sadar posisi."
  Palbati semakin heran, tak biasanya teman yang paling dekat dengannya bersikap seolah-olah musuh. "Dih sumpah aku kaget banget kamu tuh," hpnya terlepas. "Sesama cewek kok malah jadi musuh?"
  "Enggak usah pura-pura kaget. Aku sudah lama menunggu saat-saat seperti ini, baru hari ini aku bisa sampaikan. Gelagatmu itu, memang seperti itulah para pengkhianat ketika berjanji." Palbati semakin tak tentu arah, cemberut, perasaannya acak-acakan.
  Tanpa bicara lagi, Palbati langsung pergi, melengos begitu saja meninggalkan Aruna. Hmf! SELALU BEGITU WANITA BERHATI IBLIS!
  PERGAULAN LAWAN JENIS HARUS DIJAGA, KALAU YANG BEGITU SAJA TAK BISA BAGAIMANA TERKAIT DENGAN PERSOALAN YANG LEBIH RUMIT!?
  *
  Neri Yaja. Sabtu 21 Jan 2023, 13:08, halub