Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Kenyamanan Semu

19 September 2022   23:40 Diperbarui: 19 September 2022   23:46 235 2
Mereka berjalan seolah bahagia,
Orang-orang mengiranya begitu.
Di dalam penjara ikatan,
Salah seorang dari mereka bersikeras,
Menguatkan diri berkali-kali.
   Hingga tak jarang 'gila' mengetuk pintunya,
Namun hebatnya tak pernah,
Dibukakan pintu.
Berlanjutlah cerita itu dengan segala,
Keutuhan semu,
   Yang banyak orang-orang mengira,
Mereka bertabur kenyamanan.
Pun mereka pula tak mau sibuk,
Menjelaskan duri-duri penghias,
Kehidupan mereka.
   Karena bagi mereka, "buat apa?"
Kalau orang-orang tahu semaraknya hutan duri,
Di dalam ikatan mereka.
Tapi, mereka yakin, semua itu penggugur,
Atas dosa-dosa yang telah dilakukan.
   Baik terlihat atau tersembunyi,
Karena hanya mereka yang tahu.
Kenyamanan itu semu, sesaat mampir,
Besok sudah lain lagi situasinya,
Begitu terus hingga---,
   Orang-orang mengira kalau,
Kenyamanan yang mereka punya adalah,
Seutuh-utuhnya kenyamanan.
Bagi mereka, seperti itulah hidup.
Biar orang hanya tahu 'kenyamanannya' saja.
   Tak penting sampai tahu deritanya,
Buat apa? Bermanfaatkah?
Hanya saja, hanya sedikit,
Sangat sedikit sekali yang mampu seperti itu.
Sisanya corong liar bebas.
   Yang lupa caranya berhenti.
Kesabaran itu hanya milik mereka-mereka,
Yang langka, yang terlihat sama,
Nyatanya berbeda, bahkan---, sangat, sangat,
BERBEDA!
   Spesies langka, yang mungkin,
Keberadaannya sangat dikhawatirkan.
Bisa dihitung, susah dideteksi.
Tetapi ada.
Bisakah menempuh jalan itu?
   Singkatnya 'tidak', 'susah', 'sulit tapi bisa'.
Bertingkah seolah profesional ternyata ketika ditimpa dan ditempa?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun