Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Siklus Biasa

14 September 2022   21:13 Diperbarui: 14 September 2022   21:16 45 1
Siklus yang itu itu saja, memang rata-rata mengalami siklus itu. Ruh, rahim, dunia, kubur, kasat mata. Terus berputar seperti itu. Benarlah hina, nangis, makan, buang air; besar kecil. Sampai jatah masing-masing habis.
   Kecewa karena rasa memiliki yang berlebih, padahal semua titipan. Ruh pun tak akan selamanya bersama jasad selama di dunia. Nangis atas kesalahan? Tidak juga, tak sedikit yang hanya buatan.
   Benar-benar menipu. Manusia tak punya apa-apa, yakin? Yang dititipkan hanya hiburan menuju pemanggilan nanti. Tak sedikit yang lupa dan sengaja lupa. Seolah mau tinggal selamanya di dunia.
   Mau menang di setiap kondisi; tak peduli salah atau benar, yang banyaknya sih salah tapi tetap mau terlihat 'benar' dan 'menang' di depan orang banyak. Seolah menjadi pusat perhatian orang banyak adalah tujuan tertinggi di dunia.
   Mengklaim orang lain tak beretika bisa, jika bertanya, "Apakah saya beretika?" "TENTU!" Bentaknya tak peduli kalau sebenarnya banyak juga orang-orang yang mengeluhkan tingkah lakunya yang jauh dari beretika, TAPI ENGGAK PEDULI!
   Dari dalam kandungan, lahir, bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, tua, kembali lagi ke awal. Siklus itu tetap begitu seterusnya, namun tak sedikit yang merasa seolah dunia adalah yang pertama dan terakhir, atau SELAMA-LAMANYA.
   Tak juga sedikit yang hanya seperti kebanyakan. Ketika ditanya semboyan hidup,diam!Ihrisha'lamaayanfa'uk!
   
   
















KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun