Karya: Suhadi Sastrawijaya
Dari mana kuawali bait puisiku
Dari kepermaian alam yang mulai pergi
Di sebuah desa yang kucintai
Patia nama yang selalu di hati
Jalan yang terbentang ke barat
Akan membawa kemajuan yang hebat
Bagi penduduk setempat
Katanya
Tapi apakah makna sebenarnya dari kemajuan itu
Apakah kemakmuran yang tiada susahnya
Saat anak-anak desa punya pekerjaan tetap dengan gaji yang besar
Atau setiap orang punya banyak uang
Dengan hidup berkecukupan
Rupa-rupa praduga menggema
Dari benak orang yang ikut menyaksikan perjalanan zaman
Atau malah ketimpangan
Saat si kenyang sampai tak bisa melihat si lapar yang menghiba di bawah perutnya
Lalu invasi ekonomi dari luar negeri
Merenggut ruang gerak pribumi
Dan dampak teknologi yang ikut serta dengannya
Membawa pandemi yang merusak norma dan moral
Lalu ratap tangis tertimpa gempita sorak sorai pesta pora dunia
Kelimpahan harta si kaya yang tak pernah berderma
Membawa mala bencana yang berbahaya
Maka dalam bait puisi aku memanggil
tunas-tunas muda yang memimpikan berperan dalam kemajuan dunia
Bangunlah jiwamu dengan ilmu dan keimanan
Agar dirimu tak terjerumus dan terpinggirkan
Hadapi arus globalisasi yang masif dan invasif
Dengan karya dan kreativitas
Pada jalan kebaikan