Puluhan tahun lalu Markadut menjadi jaminan mutu. Orangnya ramah dan gagah, kulit bersih, hidung bangir. Bicaranya lembut tapi tegas. Selalu tersenyum tak kenal waktu. Terlebih saat mendapati kekayaan dan kemuliaannya terus meninggi. "Abang ganteng ahh. . . !" puji ibu-ibu. "Mau kau jadi pacarku nggak, Bang?" goda para gadis belia hingga usia matang, berebutan merayu, silih berganti. Markadut bergeming.
KEMBALI KE ARTIKEL