Setiap pagi kuhitung selalu, jeda yang kutempuh dalam nyenyak tidur, sebelum kemudian Subuh membangunkan tubuh, juga ruh untuk kembali melayari rukuk dan sujud. Detik demi detik, kedip mata, hembus nafas, dan bahkan degub jantung yang menanjak-menukik sejak dulu. Melangkah kaki menelusuri rintang waktu begitu jauh.
KEMBALI KE ARTIKEL