Seorang kawan bernama Okto* rajin berkabar dengan awal kalimat 'sesungguhnya', dan ia memang bersungguh-sungguh mengatakan apa yang diketahuinya. Itulah cara seorang Oktober menjabarkan nalar. Demikianpun ada manusia Oktober yang tidak pernah bersungguh-sungguh mampu menakar langkah, memilah cakap, mengedepankan keteladanan. Yang tampak hanya urusan rugi-laba, kalah-menang.
KEMBALI KE ARTIKEL