Pademo harus digotong ke rumahnya selepas Isya’. Repot sekali menggotong tubuh besar di gang sempit. Rumah Pademo menjorok jauh di perkampungan kumuh, tersembunyi dekat sungai besar yang sering banjir. Mabuk berat ternyata membuat Pademo seperti orang linglung, mati rasa, dan hilang ingatan. Ketika sadar dari siuman ia merangung-raung minta disediakan kembang mawar dan melati. Orang-orang yang membantu Pademo ke rumah seketika kaget. Orang yang makan kembang tak lain orang yang kesurupan. Ya, tidak dapat dibantah lagi ketika mereka melihat mata Pademo memerah saga terbeliak-beliak, kadang tinggal putihnya saja. Suaranya pun jadi keras dan asing, seperti orang menggeram dilanda kemarahan yang memuncak.
KEMBALI KE ARTIKEL