Namun di bukit ini semua daun menjadi telinga, semua biji menjadi mata, hingga tak ada lagi sesuatu bahkan rumput dan ranting yang tak berindera. Tapi kita tetap nekat hendak mencuri waktu, mengejar angin yang mendesis ragu, menggapai sinar rembulan menjelang fajar. Kala itu akar tembusi tanah keras dan cadas, selalu muncul anggota tubuh baru dengan tetesan darah yang membuat batang membesar dan daunan melebar, terus melebar menjadi belukar
KEMBALI KE ARTIKEL