Merinding juga aku jadinya
Tanah makam itu terbuka, dan dari dalamnya
Seekor kucing hitam melompat keluar
Muncul banyak tanya, benarkah Mang Dadap
Menjelma kucing, atau justru kucing itu
Yang telah mengoyak dan mencabik sisa jasadnya
Hari rembang petang kala itu
Dan si kucing terus mengeong nyaring pada tiap pintu
Seolah ia bercerita sesuatu, tak jelas apa yang dia mau
2/
Dulu Mang Dadap jagoan kampung tua itu
Semua urusan dari rejeki hingga jodoh menjadi urusannya
Dan ujungnya memang pemerasan, suka atau tidak-suka
Isteri lima tapi tak ditampiknya siapa yang datang
Membawa anak gadis atau jandanya pengganti utang
Mang Dadap terlalu perkasa untuk mangkir soal kelelakian
Lalu geram buldoser menerjang, bekhoe merontokkan
Kampung pinggir kali itu lumat rata tanah, para jagoan menyingkir
Tingggal Mang Dadap yang menghadang, dan terkapar
3/
Itu bukan ulah petugas yang beringas, melainkan dampak oplosan
Ia memilih pergi karena merasa tak lagi punya nyali
Semua yang tersandang dicopoti, dan berakhir tragis disini
Dan kucing hitam itu melompat dalam gelap
Seseorang melihatnya melintas, hawa kematian menebar
Namun cerita Mang Dadap tinggal menjadi bahan tertawaan
Dan suatu ketika kelak kawasan itu menjelma taman kota
Bila purnama penuh, bayangan Mang Dadap datang mengendap
Menenteng bangkai kucing hitam, setia menakuti para penakut