diawal tahun
berhari-hari hujan turun
seolah mengisyaratkan
inilah berkah Tuhan
tanaman padi tersuburkan
pohon-pohon dirimbunkan
panas dan gerah disejukkan
kaum "mager" dan "rebahan" diistimewakan
saatnya berdialog dengan diri diprioritaskan, menemukan hakikat dan jati diri, dan kemuliaan
namun jangan lupakan
saat kebun-kebun dan secuil pekarangan,
juga jalan-jalan dan gang-gang sempit diperkampungan dan perkotaan padat permukiman,
halaman-halaman rumah yang berhimpitan
penuh dengan genangan
yang membahayakan keselamatan,
yang memicu munculnya beragam penyakit dan gangguan kesehatan,
dan mengancam ketersediaan pangan
belum lagi banjir yang tak terhindarkan
longsor yang mengubur kita punya masa depan
maka,
kembalilah pada diri, kepada kesadaran bahwa anugerah hujan adalah memakmurkan
beri jalan bagi air yang melimpah dan meluap
sediakan drainase, resapan dan juga patusan, agar tak tersesat dan selamat sampai di muara: luas lautan
inilah mengapa penting konsep pembangunan yang berkelanjutan.
2020 baru saja kita tinggalkan
tapi pedih perihnya terus tersisakan
kejam nian pandemi mengubur kami punya impian
merenggut keluarga dan saudara kami, juga anak-anak negeri
yang tenga menyesap nikmat kebersamaan
tak terhitung lagi berapa relawan dan tenaga kesehatan
yang berdiri tegak di garda terdepan,
harus gugur di jalan kemuliaan
gelar pahlawan hanyalah seiris tipis penghargaan
tak sebanding dengan keikhlasan dan pengabdian yang telah dipertaruhkan
jika korban terus berjatuhan
apa yang bisa kami kerjakan?
apa yang bisa kami kerjakan?
belum cukupkah Tuhan beri kami coba dan ujian?
2021 sudah hadir dalam dekapan, tapi tak ada jaminan pasti,
matahari esok akan secercah harapan
menjadi tugas kita bersama, bekerja keras dan terus berjuang
melawan keterbatasan dan ketidakpastian.
Yogyakarta, 1 Januari 2021.