Entah seberapa sering aku mendengarkan ceritamu yang dibumbui derai air mata. Entah seberapa sering aku melihatmu meneteskan air mata. Kala itu engkau sering bercerita tentang sekolahmu, temanmu, hingga keluargamu. Entah seberapa sering pula engkau menelponku dan membangunkan tidurku untuk didengarkan bercerita melewati malam yang menyeberang.
KEMBALI KE ARTIKEL