Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Kisah Kematian Sang Naga Terakhir

24 November 2012   19:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:43 721 1
"Gubraakkk!!"

Suara pintu didobrak. Seorang lelaki berbadan tegap dengan rambutnya yang cepak memaksa masuk ruangan sempit berukuran 2 x 3 meter itu. Tanpa bertanya-tanya lagi lelaki berkaos hijau tua itu menerobos masuk dan menggeledah apa saja yang dia temui. Lemari dari triplek bekas di pojok ruangan hancur ditendangnya. Isinya berhamburan memenuhi ruangan berlantai tanah itu.

"Di mana kau simpan dokumen-dokumen itu. Tunjukkan sekarang, atau..."

"Ampun Tuan. Saya tidak tahu menahu apa yang Tuan maksudkan. Mungkin...."

"Plaaakkk!" Lelaki kurus penghuni kamar itu tak bisa mengelak ketika si lelaki misterius menampar keras pipinya. Ia hanya bisa mengaduh tertahan sambil memegangi pipi dan mengusap bibirnya yang dialiri darah segar.

"Huh. Apa-apan ini?" Batinnya dipenuhi pertanyaan yang seolah menyesak dan naik memenuhi kerongkongan. Membuat suaranya tercekat. Gurat ketakutan yang tampak di wajah keriputnya melengkapi berjuta tanda tanya yang tiba-tiba saja memenuhi dadanya.

"Kuberi kau waktu 15 menit untuk berterus terang Pak Tua, atau pistol ini yang akan bicara!" Suara keras lelaki bertato naga di lengan kiri itu makin menghunjam ke jantung si lelaki tua. Seolah tulang belulangnya dilolosi dari raganya. Lelaki tua berambut acak-acakan itu terkulai tanpa daya di pojok ruangan berdinding bata itu.

"Sungguh Tuan. Saya benar-benar tidak tahu maksud Tuan. Apa sebenarnya yang Tuan cari. Doku...meenn... apa maksudnya Tuan. MUNGKIN Tuan salah orang..."

"Diaaammmm! Aku tahu siapa kamu sebenarnya Pak Tua. Kau adalah mata-mata yang selama ini kami cari. Sudah sejauh ini rupanya si kafir Joseph Cohen(1) telah meracuni otakmu. Dengar ini, seluruh bangsa Israel akan mencincang tubuh kotormu itu kalau sampai kau tak juga mengaku. Atau kuhabiskan saja nyawamu sekarang, Hah! Dasar kelev(2) kau, pengkhianat!"

Mengaku? Apa yang harus dia akui. Lalu dokumen? Dokumen apa lagi yang dimaksud orang gila ini? Lelaki tua memejamkan mata. Kembali ia mengusap lelehan darah di bibirnya. Pikirannya melayang. Mencoba mengeja kejadian yang mengantarnya sampai ke 'gubuk' itu.

>> Sehari yang lalu, di sebuah pasar di pinggiran Gaza

Seorang wanita Yahudi berkerudung hitam meminta bantuannya untuk membawakan sebuah tas sambil membisikinya dengan sebuah pesan. Entah apa isi tas itu. Tanpa curiga lelaki tua mengiyakan. Hingga akhirnya, sekawanan lelaki cepak, tepatnya 5 orang, meneriaki dan bermaksud meringkusnya. Rupanya ia tak sadar telah dibuntuti sedari tadi. Karena bingung dan panik, ia pun lari sekuat tenaga membawa tubuh ringkihnya. Kelima lelaki itupun mengejar tak mau kehilangan buruan. Apa yang sebenarnya terjadi? Kejadian ini berkelebat begitu cepat tanpa memberinya kesempatan untuk berpikir panjang.Yang ada di hatinya hanya berlari dan berlari menyelamatkan diri. Biarlah ia berusaha menyelamatkan diri semampunya, selebihnya ia berserah pada Elohim(3). Bukankah selama ini ia begitu setia hanya mengagungkan Tuhannya Musa itu? Elohim... Elohiimm...

Tiba-tiba, doorr....doooorrr....

Beberapa tembakan terdengar di belakang pak tua. Ia sempat melirik ketika 4 orang pengejarnya jatuh terjerembab bersimbah darah. Satu yang masih selamat ternyata tak mengurungkan niat untuk tetap mengejar. Dalam kalut, pak tua melompati sebuah parit kering berbatu. Kaki tuanya yang lemah ternyata tak mampu menjaga keseimbangan hingga tubuh ringkih itu jatuh ke dalam parit. Kepalanya membentur batu, dan saat itu juga ribuan kunang-kunang menyabotase kesadarannya. Lelaki tua itu pingsan.

*********

Dan kenapa pula ia bisa ada di dalam gubuk ini ? Siapa yang menyelamatkan nyawanya ? Oh, Elohim... terima kasih Kau berkenan menyelamatkanku dan masih memberi aku kesempatan untuk hidup.

"Tob shebe goyyim harog(4). Apa kau mau bernasib sama dengan bangsa kafir itu, pak tua. Lihatlah penduduk Gaza yang kini meregang nyawa. Itulah balasan setimpal buat penentang bangsa hebat seperti kita. Dan kamu, syetan apa yang merasukimu hingga mau-maunya masuk ke dalam agama mereka? Dapat apa kau dari si kafir Joseph Cohen?" Dugh!! Sebuah tendangan di dadanya tak ayal membuat lelaki tua itu mengaduh. Sejatinya ia mengenal Joseph Cohen sebagai lelaki santun dan penuh semangat. Ia selalu didakwahi tentang ajaran kebenaran yang dibawa Muhammad. Ah... bukankah sejak kanak-kanak ia sudah didoktrin untuk membenci lelaki bernama Muhammad beserta agama yang dibawanya? Walau kini masih memeluk Yahudi, namun dari pemikiran-pemikiran Joseph Cohen-lah ia bisa melihat sudut pandang lain dari kebenaran sejati, Islam.

"Cepat katakan dimana kau simpan dokumen-dokumen itu, bodoh! Atau..."

"Dooorrr....!!!" Sebuah peluru menembus paha. Darah mengucur membasahi celana militer si rambut cepak. Matanya mendelik sedang tubuhnya menggelepar kesakitan. Lelaki tua beringsut ke belakang. Tubuhnya rata dengan dinding bata.

"Atau... atau apa penjahat! Perih di bibir lelaki tua ini tak ada apa-apanya dibanding kepedihan saudara-saudara kami di Gaza. Saya memang terlahir sebagai Yahudi. Namun jiwa saya adalah muslim sejati. Tiada yang lebih saya cintai dibanding kecintaan saya kepada saudara muslim saya, terutama muslim Gaza yang dibantai tanpa alasan. Maka bertobatlah kau. Masih ada kesempatan. Agama ini, Yahudi, mengajarkan kasih sayang. Elohim melalui Taurat nya Musa yang mengajarkan itu."

Lima orang berdiri gagah di ujung pintu sambil masing-masing menenteng sebuah senjata rakitan.Tiga lelaki dan dua perempuan berkerudung. Seorang yang baru saja bicara ia kenal dengan baik. Ya, dialah wanita penitip tas di pasar Gaza!

"Kalian akan menyesal. Penghianat Talmut akan berhadapan dengan kematian menyakitkan. Brigade Kfir(5) tak akan tinggal diam dalam hal ini. Kalianlah yang harus bertobat, penghianat!"

"Dengar! Pasukan naga hijau tinggal kau seorang. Kawan-kawanmu telah kami kirim ke neraka. Kfir, IDF(6), semua tinggal menunggu waktu. Riwayatnya akan setragis pasukan naga hijaumu. Apakah tak kau dengat kabar Taurat, bahwa nanti, pohon dan batu-pun akan menunjukkan persembunyian kalian, wahai penentang Allah?"

Bergetar menahan sakit, si lelaki yang dipanggil sebagai anggota pasukan naga hijau itu membungkuk. Ia sepertinya berusaha menguatkan diri. Ia tampak putus asa. Terlihat jelas mentalnya telah sampai di titik nadir. Tiba-tiba ia membalik badan, tangannya yang spontan mengambil pistol diarahkan ke kelima orang di ujung pintu. Dan...

Dooorr... dooorrrr....

Adu tembak terjadi. Peluru si rambut cepak mengenai pinggang seorang lelaki di ambang pintu. Namun gerak reflek wanita penitip tas tak kalah cepat. Satu peluru pun meluncur lagi. Kali ini tepat bersarang di dada si rambut cepak. Mati seketika. Bukan syahid, namun kematian yang sia-sia.

"Ini untuk Saudara-Saudaraku di Gaza. Allohu Akbar !!"

**********

>> Salam MesRa Buat Para Pejuang Gaza-Palestina <

Note :
1. Joseph Cohen, adalah seorang Yahudi Ortodoks kelahiran AS yang pada tahun 1998 pindah ke Israel karena keyakinannya yang sangat kuat pada ajaran Yudaisme. Ia lalu tinggal di pemukiman Yahudi Gush Qatif di Gaza, kemudian mendapat hidayah menjadi muslim dan berganti nama Yousef Al Khattab. Dan aktif berdakwah Islamiyah di kalangan Yahudi.
2. Kelev = anjing (Bahasa Ibrani)
3. Elohim = Allah (Bahasa Ibrani)
4. Tob shebe goyyim harog = Bahkan orang kafir yang baik sekalipun semuanya harus dibunuh. (Kitab Talmud, Perjanjian kecil, Soferim 15, kaidah 10)
5. Kfir, 900th brigade/brigade ke-900. Merupakan brigade elit Israeli Defenses Force (IDF), unit paling elit satuan infanteri IDF di bawah kementerian pertahanan Israel.Pasukan ini merupakan keatuan anti teroris yang paling efektif di Israel.
6. IDF = Israeli Defenses Force (Angkatan Pertahanan Israel)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun