Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

2014, Kiamatnya Partai Islam ?

18 November 2012   16:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:06 571 0
"Melakukan manuver dengan sebuah pasukan yang solid itu sangat menguntungkan, tetapi jika disertai dengan berbagai ketidakdisiplinan, manuver itu akan mendatangkan bahaya" (SUN TZU - The Art Of War)

Badai di Negeri Muslim Terbesar

Seperti menjerang air di tengah hujan badai, dimana api seganas magma pun akan padam oleh kedahsyatan amukan sang badai. Begitulah sebagian lembaga survey maupun pengamat memprediksikan masa depan partai-partai Islam. Tumbang bergelimpangan dan kemudian meluncur ke tingkat dasar perolehan dukungan rakyat. Betulkah sedemikian parahnya ?

Ah, badai apakah gerangan yang mampu meluluhlantakkan harapan masa depan ?
Akankah itu (seandainya prediksi itu benar) berlangsung permanen ataukah hanya sekedipan masa untuk kemudian masih ada lagi harapan baru untuk bangkit kembali ?

Semua masih serba kabur dan absurd. Bisa saja ada berbagai kepentingan membonceng dalam survey-survey serta ocehan sebagian pengamat itu. Hari gini gitu loh.. Kepentingan, apapun itu selalu mudah disematkan dalam berbagai media. Apalagi di jaman serba canggih disertai era keterbukaan yang seolah tanpa batas ini. Ya, badai pembentuk opini itu bernama 'kepentingan'.

Terjun Ke Bawah dan Layani Dengan Hati

Namun sobat, tak ada gading retak yang tak dipunyai gajah. Kecuali gajah-gajahan, gadingnya pasti mulus :) . Isu-isu yang dilempar itu bisa kita telusuri asal muasal sumber infonya. "Ya iyalah, itu pasti. Lha diatas tadi kau kan sudah sebutkan. Sumbernya.... ya.... dari lembaga survey dan pengamat. Gimana seh lo ?" Ehem, kamu menuduhku gak cermat ya? Kau mengira aku bodo ya?
Yang kumaksud di sini adalah sumber dari segala sumber. Belum paham? Baiklah....

Mari kuajak sebentar saja menyambangi daerah-daerah kumuh ibukota. Yah, yang dekat dulu sajalah. Ngapain jauh-jauh. Capek deh...

Mari kita lakukan survey kecil-kecilan dengan menanyakan langsung kepada masyarakat akar rumput. Tentang harapan mereka di tahun 2014. Pasti jawabannya beragam, sesuai kapasitas otak mereka sudah pentium berapa. Hehehee... O ya, jangan lupa menindaklanjuti pertanyaan kita itu dengan aksi nyata (terutama kalau kamu anggota partai Islam). Setidaknya berusaha mewujudkan harapan mereka. Bukankah seharusnya pelayanan itu tak hanya gencar dilakukan ketika proses pemilu sedang hangat-hangatnya ? (Aku membayangkan arti 'pelayan umat' itu tidak disempitkan dengan mengatakan: "Itu kan tugas eksekutif, itu tugas bla, bla, blaa.." Ya, siapapun yang mencintai negeri ini selayaknyalah menjadi pelayan umat. Bukan begitu ?)

Nah, kawan. Merekalah sumber dari segala sumber informasi yang aku maksudkan. Dengan terjun langsung ke lapangan dan melakukan interaksi sosial serta pelayanan yang memancar dari hati, maka merah hitamnya 2014 bisa kita tentukan. Yah... paling tidak, 11-12 lah. Sesederhana itu, kawan. Itulah idealnya yang perlu dilakukan partai-partai dakwah (baca: partai Islam).

"Apakah partai Islam tak ada yang melakukan hal itu, terjun ke akar rumput dan melakukan pelayanan ?" Aku katakan: "Ada!"

"Apakah partai Islam itu hanya terjun di momen-momen pemilu ?" Aku tegaskan: "Tidak. Partai Islam yang selalu konsen untuk terjun melakukan pelayanan, itu ada".

Terus... Apanya yang kurang? Aha.. pertanyaan cerdas, kawan. Itulah yang harus kita gali lebih dalam.

Urgensi Fokus Kepada Visi

"Seorang yang besar itu, yang cita-citanya jauh mendahului langkah kakinya" demikian kata seorang tokoh partai Islam. Itu benar. Namun, kadang ketergesaan dalam mewujudkan cita-cita/visi bisa menumbuhkan manuver-manuver yang justru dapat menjadi bumerang. Dalam hal ini bumerang bagi perkembangan partai Islam itu sendiri.

"Langkah-langkah pragmatis adalah jalan tol untuk mendongkrak dukungan rakyat" itulah salah satu ranjau pemikiran yang kalau tak hati-hati menggunakannya akan menjadi penjegal langkah sendiri.

Disinilah peran seorang pemimpin bijak diharapkan mampu untuk membawa gerbong partai untuk tetap bersabar berada dalam relnya. Kehati-hatian sang bijak, akan menyelamatkan gerbong sekaligus penumpangnya. Pun tak akan melukai siapapun di luar gerbong itu.

Ya, si pemimpin bijak akan berusaha mati-matian mengkawal visi dan tak akan membiarkan misi yang menujunya bergeser dari relnya. Kalo tidak, bencana kekalahan yang diprediksikan oleh lembaga survey dan pengamat itu bisa saja menjadi kenyataan.

Belum terlambat buat partai-partai Islam untuk membenahi strategi politiknya, dari melayani syahwat ambisi kepada melayani rakyat sepenuh hati. Visi yang besar harus dilakukan dengan misi yang benar. Camkan ini!

Sugar Rolays

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun