Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Puisi buat Polri

29 Januari 2011   07:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:05 2349 0



Prolog . . .

================================
Priit ... !!!

..... setelah beberapa saat

Pak Polisi : Gimana mas, pengadilan atau titip
Saya      : Kalau titip saya minta tanda terimanya pak
Pak Polisi : Ya sudah ke pengadilan saja kamu itu !!!
Kalau pengadilan baru kamu dikasih surat tilang, gak usah cerewet.
Saya dalam hati : Nyerahin uang tanpa tanda terima ? aturan resmikah atau
atur-atur asal saja ??

Sambil ngedumel dalam hati di perjalanan setelahnya, melintas mobil polisi dengan tulisan gede-gede : Melindungi dan Melayani Masyarakat . . . . fantastically ironic

Belakangan, di koran-koran dan televisi, saat polisi secara bertubi-tubi merasa disudutkan berbagai pihak dan kelihatan menjadi sarang mafia, mulai kasus Cicak vs Buaya, Bibit-Candra, Anggodo, sampai Gayus . . . . polisi minta dipercaya oleh masyarakat. Yang benar saja Bung !!

========================================
Puisi Buat POLRI

POLRI-ku yang kucinta
Kalian sangat diperlukan bangsa ini,
Agar bangsa ini tertib, terayomi, terlindungi
Agar segera menjadi bangsa merdeka sejati
Jadi segeralah buktikan diri
Jujur dan tegas dalam bertugas
Berdedikasi tinggi, penuh integritas

Tapi maaf saya belum bisa percaya pada polisi saat ini

Selama titip uang denda tilang tak ada tanda terima
Selama anak-anak, istri dan keluarga polisi dapat hak istimewa
Jika ada razia, meski melanggar, tinggal bilang ... keluarga anggota

Tapi maaf saya masih tidak terima

Selama ngurus SIM masih jadi bisnis sembunyi-sembunyi
Percaloan berkedok prosedur, ujian praktek gagal dan kursus mengemudi
Ikut kursus mengemudi milik anggota ada tanda khusus di map aplikasi
Bakal lancar meski jawaban gagal total di ujian teori

Tapi maaf, percaya itu belum ada buatmu

Selama, dengan semena-mena kau kawal orang-orang kaya di jalan raya
Menyingkirkan kami yang sebenarnya punya hak setara
hanya karena ia membayarmu beberapa rupiah
Di sisi lain ambulan dengen sirine meraung-raung
yang mungkin membawa pasien dengan nyawa di ujung hidung
kau biarkan terjebak macet Bung !!

Wajah hukum sesungguhnya tidaklah pada kasus-kasua bombastis
Macam kasus Antasari, Bibit-Chandra, Anggodo dan Gayus yang politis
Wajah hukum sebenarnya adalah aktivitas sehari-hari terutama di jalan raya
Tempat terdekat dimana seorang warga dapat dituduh melanggar undang-undang
Oleh petugas yang berwenang

Memang rakyat marah menyimak beberan kasus Gayus di media massa
Menonton penuh jengkel dengan geram bergemuruh di dada
Sebenarnya itu cuman pelampiasan kejengkelan
Atas bobrok dan rapuhnya penegakan hukum yang kau jalankan
Gembar-gembor penanganan kasus besar umpama mengobati bisul besar yang tak bisa disembunyikan lagi
Tanpa mengobati darah kotor yang menjadi sebab penyakit itu.

Lurus dan Jujurnya polisi di tingkat paling bawah dalam melaksanakan tugasnya
Adalah titik dimana saya baru akan bisa percaya
Bahwa POLRI telah berubah
Kami tunggu waktu itu Bung, berubahlah segera !!
Atau kami takkan pernah percaya.

Bangkalan 26-01-10

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun