Eyang Cipok itu hanya nama yang kami sekeluarga menyebutnya. Nama itu bermula dari kebiasaannya mencium semua orang yang ditemuinya. Bukan sembarang cium. Setiap berjumpa atau berpisah, ia akan pegang kepala kita, lalu menyorongkan mulutnya yang sudah mengerucut ke pipi kiri, pipi kanan, dan kening. Setelah itu kita akan merasa dingin-dingin basah di pipi dan kening. Itulah cairan dari mulutnya yang keluar saat mencium. Stempel basah...
KEMBALI KE ARTIKEL