Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat Pilihan

Kompasianer, Jokowi, KPK, Pegadaian, dan Pepatah Batak

20 Januari 2015   20:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:44 133 2
Baru saja saya selesai "markombur" - berbincang-bincang ringan dengan beberapa kawan. Dengan kopi kental, sambil menunggu makan siang. Kombur ala lapo, ya rada mirip dengan ILC kw 10. Tak ketinggalan masalah politik terkini juga menjadi topik seru yang kami bicarakan. Tentang calon kapolri, Komjen BG.

Seorang teman, sebagaimana di Kompasiana juga mengaitkan Ibu Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan dalam masalah tersebut. Katanya BG merupakan "titipan" Ibu Mega. Kawan yang lain juga mengatakan, dia menangkap pendapat orang-orang termasuk dari media, bahwa apapun yang dilakukan Jokowi, semua dibawah pengaruh Ibu Mega.

Dalam hatiku berujar, kasihan juga Ibu Mega ini. Dari dahulu sebelum jadi Presiden, menjabat Presiden, mencalonkan kader jadi Presiden, selalu kena "getah" berupa tanggapan miring. Namanya orang besar, mungkin sudah jadi resiko beliau menerima pendapat bermacam-macam. Harapanku, semoga beliau diberikan kesehatan dan panjang umur oleh Tuhan Yang Maha Esa, selalu sabar dan tetap kuat. Dan saya yakin beliau akan kuat menghadapi kesulitan-kesulitan ini.

Sebagian besar kompasianer juga sudah menyampaikan pendapatnya tentang calon kapolri itu, termasuk di Kompasiana TV tadi malam. Beberapa kawan kompasianer, layaknya pengamat sudah disiarkan pendapatnya melalui Kompas TV. Belum lagi artikel-artikel dengan bermacam pendapat, kritikan dan usulan solusi. Mudah-mudahan sampai ke telinga Pak Jokowi, sehingga membantu beliau mengambil keputusan yang terbaik.

Ke depan, saya berharap, KPK bisa meniru Pegadaian. Menyelesaikan masalah tanpa masalah. Kita berharap dan percaya kepada KPK. Dalam pemberantasan korupsi, dengan wewenang yang besar kiranya bisa memberantas korupsi tanpa harus menimbulkan kerugian yang tidak perlu seperti saat ini yang menimpa pencalonan kapolri. Supaya semua lembaga negara bisa berjalan dengan baik.

Ada pepatah Batak berbunyi demikian:

"Pitu batu martindi, sada do sitaon na dokdok"

artinya kurang lebih: "Jika ada tujuh batu bertumpuk, satu batu saja yang menahan beban terberat".

Kompasianer dan pengamat lainnya bisa saja ringan-ringan berpendapat tentang calon kapolri, tetapi tetaplah Pak Jokowi yang bertanggungjawab atas keputusannya.

Salam tiga jari!!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun