Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Pendakian Terakhir

14 November 2015   22:36 Diperbarui: 14 November 2015   22:38 353 8
“Kamu jadi berangkat besok?” tanyamu sambil memandangku penuh kekhawatiran. Matamu yang bulat indah dan biasanya bersinar terang, kali ini terlihat redup menyiratkan ketidakikhalsan melepasku pergi.
Aku tersenyum, mengambil tanganmu dan mencium perlahan. Ada getaran kurasakan saat tangan halusmu kusentuh.
“Al …please jangan pergi. Kali ini saja. ”
“Ta, bukan kali ini saja aku pergi. Kenapa kamu setakut ini? Bukankah selama ini semua baik-baik saja?”
“Tapi, Al?” katamu dengan nada merajuk. Kali ini tanpa ada kemanjaaan, tetapi bertumpuk kekhawatiran. “Firasatku tidak enak,” sambungnya lagi, lirih.
“Sayang, pendakian ini sudah kami rencanakan. Kamu juga tahu kalau aku harus berangkat. Anak-anak baru itu butuh pembimbing dan ini sudah tanggungjawab kami,” tegasku menyakinkan Tata yang terus membujukku untuk membatalkan pendakian.
Mata bulat itu meredup, penuh rasa putus asa. Tata tahu tidak mungkin bisa mencegah kepergianku kali ini. Hati-hati, aku menunggumu kembali, akhirnya hanya kalimat itu yang mampu terucap dari bibirnya saat aku berpamitan pulang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun