Job fair sering menjadi titik awal perjalanan banyak pencari kerja. Antusiasme, rasa ingin tahu, hingga sedikit gugup biasanya menyelimuti langkah pertama memasuki ruangan penuh booth perusahaan. Map berisi CV terbaik di tangan, mereka berkeliling mencari stan dengan logo perusahaan impian, lalu memberanikan diri berbicara dengan HR.
Namun, tidak semua cerita berakhir dengan pekerjaan yang diidamkan. Ada yang pulang membawa tawaran kerja, ada pula yang kembali dengan perasaan campur aduk. Dalam beberapa kasus, kekecewaan muncul ketika lowongan yang tersedia tidak sesuai dengan latar belakang atau keahlian. Situasi ini menimbulkan pertanyaan: apakah job fair cukup efektif, atau ada tantangan lain yang harus dipecahkan untuk mengoptimalkan manfaatnya?