Muhammad Ramli, seorang Tokoh Masyarakat sekaligus menjadi salah satu penggagas kegiatan ini mengungkapkan bahwa pertandingan sepak bola ini merupakan salah satu bentuk suka cita dan penghargaan oleh seluruh warga Desa Marannu kepada para pahlawan yang telah berjuang untuk meraih kemerdekaan ini.
"Kegiatan lomba sepak bola dengan peserta dari kaum perempuan-perempuan yang sudah berumah tangga ini masing-masing satu tim dari Dusun Punnia dan satu tim dari Dusun Benteng serta langsung bermain final." ungkap Muhammad Ramli.
"Kegiatan ini juga menjadi salah satu wujud suka cita dan bentuk penghargaan oleh seluruh warga Desa Marannu kepada para Pahlawan yang telah berkorban jiwa maupun raganya untuk meraih kemerdekaan Negara Republik Indonesia." Tambahnya.
Pada pertandingan sepak bola ini, Ibu-ibu yang menjadi pemain diharuskan mengenakan daster. Walaupun aturan bermainnya sedikit berbeda dari pertandingan sepak bola lainnya, pertandingan ini tetap di pimpin oleh seorang wasit dan tetap dibagi menjadi 2 babak.
Saat pertandingan berlangsung, teriakan yel-yel dan sorak-sorak yang memberi semangat dari masing-masing pendukung terdengar dari hampir di seluruh pinggir lapangan. Kedua tim juga memperlihatkan gaya sepak bola yang unik dan lucu.
Kedua tim bermain seru dan serangan lebih banyak didominasi oleh tim dari dusun benteng. Tampil menyerang, Dusun Benteng berhasil memenangkan pertandingan ini dengan skor akhir 4 -1. Ibu Saharia atau ilang, pemain dari Dusun Benteng berhasil menjadi pencetak gol terbanyak dengan 2 golnya dan Saba dari Dusun Punnia meraih pemain terbaik.
