Hal itu dikatakan oleh Pemimpin Pertanian Kecamatan Watang Sawitto Mukhlis, saat menjadi narasumber pada kegiatan pelatihan CSA atau petani cerdas iklim yang dilaksanakan di kelompok tani Mappasituju 1, Keluraham Sipatokkong Jum'at (10/09/2022).
Adanya pemanasan global yang menyebabkan lapisan es di daerah kutub mulai mencair, menjadikan naiknya permukaan air laut. Olehnya itu, cuaca terkadang menjadi ekstrim dan dengan cepat berubah tanpa bisa diprediksi lebih awal.
Cuaca yang selalu berubah-ubah, menurut Muklis telah memberi dampak pada semua sektor tidak terkecuali pertanian. Itu terlihat dari adanya perubahan waktu musim hujan yang berdampak terhadap bergesernya beberapa jadwal turun sawah dan beberapa jenis hama atau OPT yang menyerang.
"Kabupaten Pinrang untuk bulan agustus seharusnya memasuki musim kemarau, tetapi kenyataannya masih ada hujan yang menyebabkan adanya serangan hama tikus. Jika merujuk pada tahun-tahun sebelumnya, hama tikus biasanya hanya menyerang pada bulan mei dan juni karena intensitas hujan akan tinggi di dua bulan tersebut." Jelas Muklis.
Menyinggung tujuan dari pelatihan ini, Muklis berharap dengan adanya kegiatab seperti ini, maka akan lahir petani-petani yang mampu secara cerdas membaca iklim saat mulai melakukan usahataninya hingga bisa menyesuaikan dengan kondisi alam.
"Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap akan mulai ada penyesuaian iklim oleh teman-teman petani pada saat melakukan usahataninya, terutama jadwal turun sawah dan pemilihan varietas yang cocok untuk ditanam." kata Muklis.
Diakhir materinya, Muklis mengutip pendapat dari Khomsan et all bahwa pertanian cerdas iklim merupakan suatu sistem pertanian dimana transisi sistem produksi pertanian dilakukan dari pertanian konvensional (konsentrasi pada peningkatan produksi) menuju suatu pendekatan yang terintegrasi untuk menghadapi tantangan perubahan iklim (climate change).