Puing-puing rindu dan percaya retak di saat fajar tengah melumati wajah pagi
Aku tak ingin mengulanginya lagi
Tak mau jatuh pada ranjang rindu yang penuh dusta
Apa gunanya menanam rindu bila ujungnya menuai benci?
Kini sepi diam-diam berbaring
Lelap dalam mimpi-mimpi buruk nostalgia sendu
Memori pelan-pelan mengecup tragedi kenang
Membius jiwa dengan ramuan murka
Gigi menggertak
Bibir menggigil
Mata berkaca-kaca
Kini segala rindu diujung tanduk
Menggantung miris menunggu runtuh
Muak dengan aneka rayuan aksara palsu
Bila datang sekadar mencicipi perasaan
Kemudian meludah...
Maaf puan tempatmu tidak di sini
Sebab rindu itu bukan politik ABS